17 November 2009

Pekerja Musiman Dorong Kemiskinan



Rabu, 18 November 2009

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah perlu bekerja lebih keras untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak. Minimnya lapangan kerja membuat tingkat pekerja musiman dengan upah tidak memadai bertambah.

Pekerja musiman, yang upahnya tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup diri dan keluarga, tumbuh 8,4 persen sejak tahun 2000-2008. Kondisi ini yang menghambat upaya pemerintah mengatasi kemiskinan.

Demikian salah satu poin laporan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) tentang Tren Ketenagakerjaan Sosial di Indonesia 2009, yang disampaikan di Jakarta, Selasa (17/11). Laporan dibuat ekonom ILO, Kazutoshi Chatani dan Kee Beom Kim.

Direktur ILO di Indonesia Alan Boulton mengatakan, Indonesia dapat mengatasi krisis lebih baik dibandingkan banyak negara. Namun, imbuh Boulton, Indonesia masih menghadapi persoalan peningkatan pekerja informal dengan pendapatan dan produktivitas yang rendah tanpa perlindungan sosial.

Pemerintah mampu menekan tingkat pengangguran menjadi 8,4 persen atau hanya 9,2 juta orang per Februari 2009. Akan tetapi, pekerja musiman dan informalisasi lapangan kerja patut menjadi perhatian serius.

Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Bappenas Rahma Iriyanti mengatakan, secara umum kondisi pertumbuhan kesempatan kerja nasional selama lima tahun terakhir semakin membaik. Lapangan kerja sektor formal mampu tumbuh 2,4 persen atau lebih besar daripada sektor informal yang mencatat 2,2 persen.

Menurut Kazutoshi, persoalan pekerja musiman memang menjadi fenomena umum di negara berkembang. Pasar kerja yang terbatas dan praktik kerja kontrak membuat semakin banyak orang yang bekerja musiman di sektor formal. (HAM)



Editor: jimbon



Tidak ada komentar:

Posting Komentar