29 November 2009

Operasi Pekat Pejaja Seks Komersial di Natuna

Operasi Pekat Pejaja Seks Komersial di Natuna
Oleh : Rikyrinovsky | 28-Nov-2009, 20:36:34 WIB


KabarIndonesia - Operasi Penyakit masyarakat (Pekat) Seligi 2009 di Kabupaten Natuna, yang dilakukan oleh tim terpadu di duga sudah bocor duluan sebelum razia dilaksanakan. Beberapa pemilik kafe dan karaoke lebih dulu mengungsikan para pekerja seks komersial (PSK ) yang biasa melayani tamu di lokasi tersebut.

Selain itu, aktifitas kafe dan tempat karaoke pada malam Minggu berapa pecan lalau juga berhenti total. Operasi Pekat sendiri dikoordinir oleh Polres Natuna yang dipimpin oleh Wakapolres Natuna Kompol Rudi Prasetyo. Dalam razia ini, juga melibatkan tim terpadu yang terdiri dari, Satpol PP Natuna, Lanal Ranai, Lanud Ranai, Kodim 0318 Natuna, dan Sub Denpom Natuna. Razia ini sendiri, dimulai dari pukul 22.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Razia ini, juga dibagi dalam dua tim, satu tim bergerak ke Pantai Kencana (pantai stress) dan satu tim lainnya langsung bergerak ke lokasi kafe dan karaoke.

Dalam razia Pekat kali ini, petugas berhasil mengamankan sebanyak delapan orang, lima diantaranya pelayan warung makanan di Pantai Kencana (pantai stres) karena tidak bisa menunjukan identitasnya, satu orang Pekerja Seks Komersial (PSK) dan satu orang lagi pria juga di amankan petugas di lokasi pantai kencana karena tidak bisa menunjukkan identitasnya saat razia berlangsung.

Kabag Ops Polres Natuna, AKP Aidina Yulius, selaku Ketua Tim razia ini mengatakan, operasi pekat ini, akan berlangsung selama sebulan penuh, yakni dimulai dari tanggal 7 November hingga berakhir 7 Desember 2009 mendatang. Selain melibatkan tim terpadu, polisi juga nantinya akan bergerak sendiri dalam menjalankan operasi ini.

Aidina juga menjelaskan sasaran razia yang dilaksanakan dalam operasi pekat ini, antara lain menekan peredaran narkoba di Natuna, perjudian, prostitusi, miras dan kejahatan jalanan.

"Kami akan terus melakukan upaya prefentif untuk tetap menjaga kemanan dan ketertiban di Natuna. Jadi selama sebulan ini, kami akan giat melakukan razia. Selain bersama dengan kesatuan samping, kami juga akan melakukan operasi sendiri," jelas Aidina.

Sari (27) PSK, yang ditemui Hoki didalam mobil Dalmas Polres Natuna mengaku, dirinya diamankan petugas karena tidak bisa menunjukan KTP-nya. Sementara, teman-temannya yang lain tidak ikut diamankan, karena mereka sudah diungsikan.

"Tadi saya sedang menunggu ojek yang akan menjemput saya. Teman-teman saya yang lain sudah mengungsi. Namun, sebelum tukang ojeknya datang, keburu petugas sudah ada dilokasi jadi saya di bawah. Rencananya memang mau menyusul teman-teman yang lainnya," jelas Sari.

Pantauan KP dilapangan, sebelum operasi dilaksanakan, kafe dan karaoke yang biasanya sudah mulai buka pada sore hari, tidak melakukan aktifitas sama sekali. Bahkan PSK yang biasanya bekerja dan tidur di kafe dan karaoke tersebut, ikut diungsikan. Beberapa pemilik kafe dan karaoke terpaksa menitipkan PSK-PSK itu, kerumah warga, sementara sebagiannya, disembunyikan di belakang kafe dan karaoke atau disekitar hutan tampat kafe dan karaoke berada.

Beberapa pemilik kafe yang menolak disebutkan namanya, mengaku, mereka mengetahui akan ada razia gabungan sejak sore hari. Dengan informasi ini, maka mereka tidak berani melakukan aktifitasnya.

"Yah walaupun malam minggu, yang biasanya banyak tamu, terpaksa kami tidak berani buka, karena takut kena razia. Akibat razia ini, kami jadinya dirugikan," jelasnya. (*)


http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=26&jd=Operasi+Pekat+Pejaja+Seks+Komersial+di+Natuna&dn=20091128143619


Tidak ada komentar:

Posting Komentar