24 November 2009

Taman BMW Dibongkar


Sebagian Warga Nekat Membangun Kembali Gubuknya
Jumat, 21 November 2008

Jakarta, kompas - Hunian ilegal di Taman BMW, Tanjung Priok, Jakarta Utara, digusur lagi oleh 350 petugas gabungan tramtib, polisi, dan tentara, Kamis (20/11). Dalam waktu tiga jam, sekitar 150 gubuk rata dengan tanah. Puing-puingnya dibakar petugas dan warga frustrasi karena gagal membendung petugas.
Belasan gubuk yang dibangun di tepi selatan rel kereta api ruas Ancol-Priok, tepat di sisi utara taman Bersih, Manusiawi, dan Berwibawa (BMW) tidak digusur. Pihak PT Kereta Api Daerah Operasi Jakarta tetap akan membersihkan bantaran rel dan sekitarnya karena gubuk-gubuk itu berpotensi mengganggu kelancaran perjalanan kereta api.
Kaum ibu dan anak-anak menangis, sedangkan kaum pria berusaha melawan petugas. Aksi petugas gabungan tramtib, polisi, dan tentara itu sulit dibendung warga. Sekitar pukul 09.00, petugas mulai mengobrak-abrik gubuk yang dibangun seadanya itu.
Penggusuran tersebut yang ketiga dalam tahun 2008 sejak pertama dilakukan pada 24 Agustus dan kedua 8 Oktober lalu. Sama seperti pada penggusuran kedua, kemarin pun puing gubuk warga ludes dilalap api. "Petugas membakar gubuk kami. Ada juga warga yang membakar karena kecewa terhadap petugas," kata Endang (36), korban penggusuran.
Luas kawasan BMW seluruhnya 66,5 hektar. Taman yang diokupasi warga seluas 26,5 hektar di Kelurahan Papanggo dan Sunter Agung, Tanjung Priok. Setelah penggusuran pertama, sebagian warga keluar dan pindah ke tempat lain, termasuk kembali mengokupasi lahan di kolong tol ruas Tanjung Priok-Pluit. Sebagian kecil warga lainnya nekat bertahan di Taman BMW.
Salah satu warga yang masih bertahan, Kartinah (39), asal Cirebon, berharap mereka diberikan uang kerohiman atau biaya untuk pulang ke kampungnya. "Kami juga mau pindah ke rumah susun sewa, tetapi sampai kini belum ada tawaran dari pemerintah kepada kami," katanya.
Hanya sejam setelah petugas meninggalkan Taman BMW pada sekitar 12.30, warga secepat kilat kembali mendirikan gubuknya di antara serakan puing bekas penggusuran. "Kami bertahan sampai pemerintah mau menyediakan tempat tinggal bagi kami," kata Kartinah, ibu dua anak itu.
Salah satu tokoh warga Taman BMW, Kosasih (38), mengatakan, "Kami pasrah gubuk dibongkar dan kami akan tetap tinggal di sini meskipun terus dibongkar. Kami mau pemerintah dapat berdialog dengan kami untuk mencarikan solusi."
Warga memang sudah mengadu ke DPRD DKI Jakarta, DPR, maupun Komnas HAM, dan berunjuk rasa di Istana Negara. Warga juga pernah mendatangi Kebun Binatang Ragunan untuk berorasi sebagai protes atas pembiaran oleh pengambil kebijakan atas nasib mereka.
Wali Kota Jakut Effendi Anas menegaskan, Taman BMW adalah aset Pemprov DKI Jakarta. Taman akan ditata lagi, tetapi sebagian lahan lainnya untuk fasilitas olahraga. Warga ber-KTP DKI Jakarta diberi kesempatan ke rumah susun. Warga yang mau pulang ke sekitar Jabotabek akan difasilitasi. Pemagaran taman kini sedang dikerjakan. (CAL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar