Kuala Lumpur, (tvOne)
Masalah tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia sebagian besar atau sekitar 80 persen penyebabnya berasal dari tanah air. "Masalah utama ialah kemiskinan sehingga orang terpaksa mencari nafkah di luar negeri. Ketidakmampuan keuangan sehingga PJTKI mendanai keberangkatan TKI atau TKW. Sepatutnya pemerintah atau perbankan memberikan kredit lunak bagi TKI yang mau ke luar negeri," kata Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar dalam jumpa pers pembukaan kantor anak perusahaan Bank Mandiri, Mandiri International Remittance Sdn Bhd, di Kuala Lumpur, Minggu (29/11).
Jangan takut uang perbankan atau pemerintah akan hilang dan jika hilang persentasenya sedikit anggap saja sedekah. Tak ubahnya BLT (bantuan langsung tunai) yang diberikan kepada rakyat, kenapa pemerintah atau perbankan memberikan kredit lunak atau hibah kepada warga Indonesia yang akan bekerja di luar negeri. "Hasilnya sangat jelas dalam bentuk remiten atau devisa ke Indonesia," imbuh Da`i.
Dubes mengharapkan, pemerintah dan perbankan mengupayakan adanya kredit lunak atau dana hibah bagi TKI yang akan bekerja di luar negeri. "Sudah jelas mereka akan menghasilkan devisa kenapa tidak ada bantuan," katanya.
Ia mengungkapkan pula, banyak manipulasi data dalam paspor terutama manipulasi umur. "Menurut aturan, minimal umur 21 tahun baru bisa menjadi pembantu di Malaysia, tetapi banyak yang di bawah umur dan kemudian manipulasi data di paspor. Tak ada kelurahan yang mampu menolak hal ini. Akibatnya berdampak di negara penerima," katanya. Menurutnya, jika masalah dana rekrutmen TKI bisa dibantu dengan hibah seperti BLT atau kredit lunak dan manipulasi data dalam paspor, maka sebagian masalah di negara penerima bisa berkurang.
Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo mengemukakan, sudah ada rencana oleh Depnakertrans dan masuk dalam program 100 hari, mengenai bantuan modal bagi rekrutmen TKI. Dalam pembukaan kantor anak perusahaan di bidang remiten itu hadir dan ikut meresmikan Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo, Meneg BUMN Mustafa Abubakar, Deputi Gubernur Bank Indonesia Ardhayadi Mitroatmodjo, Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar, Deputi Direktur Transfer mata uang asing Bank Negara Malaysia Oei Sam Kwang. (Ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar