30 November 2009

Idul Adha, Ribuan TKI di Malaysia Tetap Bekerja

28/11/2009

Laporan dari Malaysia

Ramdhan Muhaimin
- detikNews

Kuala Lumpur - Tidak semua warga negara Indonesia di Malaysia dapat merayakan kebahagiaan di hari Idul Adha. Tenaga kerja Indonesia yang bekerja di pabrik Western Digital Malaysia tetap bekerja seperti hari biasa ketika umat muslim lainnya khidmat melaksanakan sholat Ied dan pemotongan hewan kurban.

Lebih dari 7 ribu pekerja bekerja di pabrik asal Amerika Serikat yang membuat hard disk komputer tersebut. 4 ribu di antaranya adalah pekerja asal Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim.

Salah seorang pekerja, Siska (24) mengaku sedih tidak pernah merayakan Idul Fitri ataupun Idul Adha sejak bekerja di pabrik tersebut. Kehampaan hari raya terpaksa diharus dirasakannya sejak bekerja di tempat tersebut.

"Pasti bersedih lah karena tidak bisa sholat ied. Tidak bisa berkumpul-kumpul untuk merayakan. Bukannya sholat tapi malah tetap bekerja," ungkap Siska (24) ketika berbincang-bincang dengan detikcom dekat Western Digital, Petaling Jaya, Malaysia  (27/11/2009).

Siska yang sudah bekerja 2 tahun ini mengatakan, setiap hari mereka harus bekerja selama 12 jam dengan istirahat satu jam. Dalam seminggu, mereka bekerja selama 4 hari dan libur dua hari. Meski gaji yang diberikan lumayan, namun Siska mengeluhkan tidak adanya kebijakan pihak pabrik untuk meliburkan para pekerjanya pada public holiday.

"Bukan cuma untuk yang muslim, tapi pekerja yang umat lain juga begitu. Ini sudah lama. Jadi tidak ada sejarahnya public holiday di pabrik ini. Kecuali libur biasa saja. Libur biasa saja suka jadi malah lembur," katanya.

Hal sama juga diungkapkan Ana (26) yang sudah lama tidak merayakan hari raya. "Harusnya bisa merayakan dan kumpul untuk saling kenal dengan teman teman lainnya, tapi di sini susah. Katanya, kalau sudah masuk ke sini ya harus ikuti aturan perusahaan," cetus dia.

Ketika ditanya tentang adanya himbauan atau aturan dari pemerintah Malaysia yang mengharuskan setiap majikan di negara itu untuk memberi libur kepada pekerjanya pada public holiday, Siska mengatakan tidak tahu.

"Saya hanya berharap KBRI harus tahu ini dan bertindak. Karena kan ibadah juga hak privasi kami," cetus gadis asal Cilacap ini.

Presiden Union Migrant (Unimig) Indonesia, Muhammad Iqbal, mengaku terkejut dengan kenyataan tersebut. Padahal menurutnya, pabrik-pabrik lainnya telah meliburkan pekerja mereka pada public holiday seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

"Unimig sangat menyayangkan masih ada pabrik di sini yang tidak meliburkan pekerjanya pada public holiday. Padahal Malaysia ini adalah negara Islam. Seharusnya ada himbauan," kata Iqbal di sela-sela pelatihan komputer bagi TKI di Sungei Way, Petaling Jaya.

Unimig Indonesia pada 26 November mengadakan pelatihan komputer untuk TKI di Daerah Sei Wai Kuala Lumpur Malaysia. Sebanyak 64 TKI menjadi peserta pada pelatihan komputer.

Atase Tenaga Kerja KBRI Kuala Lumpur, Teguh Hendro Cahyono berjanji untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Menurutnya, tidak dibenarkan pabrik di Malaysia untuk tetap memperkerjakan pekerjanya pada hari public holiday.

"Di Malaysia ada UU TKI yang mengatur bahwa pabrik harus meliburkan pekerjanya pada public holiday. Saya akan cek lagi. Kalau di Taiwan, Hongkong atau negara lain, saya bisa memahami. Tapi ini kan di Malaysia," tandasnya.

(rmd/irw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar