Sabtu, 21/11/2009
Samsul Hadi - detikSurabaya
Kediri - Kabar mencengangkan muncul dari dunia prostitusi di Kabupaten Kediri. Dari total 800 Pekerja Seks Komersial (PSK) yang beroperasi, lebih dari separo dinyatakan positif terinveksi penyakit kelamin atau lazim disebut Infeksi Menular Seks (IMS).
Data yang berhasil dihimpun detiksurabaya.com, Sabtu (21/11/2009) menyebutkan, hingga menjelang akhir tahun, sebanyak 648 PSK dinyatakan positif terinveksi IMS.
Jumlah tersebut diketahui berdasarkan pemeriksaan terhadap 1.082 orang PSK di Klinik VCT dan IMS yang berada di Puskesmas Gurah. Jumlah PSK yang diperiksa lebih banyak dari jumlah keseluruhan yang beroperasi, karena seorang PSK biasanya akan menjalani pemeriksaan lebih dari 1 kali dalam setiap tahun.
"Kami akui memang jumlahnya masih cukup banyak dan itu menjadi pekerjaan rumah yang harus kami tuntaskan," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML) Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Nur Munawaroh, saat ditemui detiksurabaya.com di sela peringatan Hari Kesehatan Nasional.
Dari catatan tersebut, diantara PSK memiliki penyakit yang berbeda. Meski demikian, rangking 3 besar adalah sipilis, gonore dan klamidia.
Masih banyaknya jumlah PSK yang terinfeksi IMS, diakui tak lepas dari masih rendahnya kesadaran menggunakan alat pengaman berupa kondom, terutama pada lelaki tamu tempat prostitusi.
"Kalau PSK-nya saya pikir sudah sadar, karena mereka ngerti banget resiko pekerjaannya. Yang jadi masalah justru tamunya, yang merasa membeli dan membayar, akhirnya mereka tidak mau kalau disuruh pakai kondom," jelas Nur.
Selain faktor kesadaran menggunakan kondom yang masih rendah, tingginya catatan PSK terinveksi IMS juga tak lepas dari kemauan PSK bersangkutan untuk sembuh. Dalam setiap kali pemeriksaan, dokter di klinik VCT dipastikan memberikan obat, namun tak jarang obat tersebut tidak diminum.
Sebagai solusi atas permasalahan tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri saat ini tengah gencar melakukan sosialisasi wajib menggunakan kondom bagi setiap pengunjung lokalisasi.
Selain itu, upaya pendampingan terhadap PSK saat ini terus dilakukan, tidak hanya untuk kemauan memeriksakan diri, melainkan juga kesadaran mengkonsumsi obat apabila memang dinyatakan positif terinfeksi.
(bdh/bdh)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar