17 November 2009

Pedagang Pasar Tradisional Terancam



Rabu, 18 November 2009

Jakarta, Kompas - Eksistensi para pedagang pasar tradisional terus terancam. Hampir tiap minggu ada pasar tradisional yang terbakar, tanpa ada penyelidikan lebih lanjut tentang penyebab kebakaran itu.

Demikian disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Prabowo Subianto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa (17/11) malam.

Dijelaskan, pasar tradisional ada di lokasi-lokasi strategis dengan nilai lahan relatif tinggi. Hal ini yang mengundang terjadinya kolusi antara pemerintah daerah dan pengembang pasar.

"Tanpa keberpihakan secara politis, pedagang kecil akan selalu kalah. Kolusi pemerintah daerah dan pengembang pasar sudah sangat kuat," kata Prabowo.

Prabowo menegaskan, APPSI tidak menentang pasar modern, tetapi hendaknya pedagang pasar tradisional diberi prioritas untuk mengembangkan usahanya.

Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia Pujianto, seharusnya dilakukan pemberdayaan pada usaha kecil dengan pengelolaan pasar yang efisien agar dapat memberikan pelayanan yang baik.

Anggota Komisi VI DPR, Dewi Coryati, mencontohkan pasar tradisional modern BSD City, Tangerang. "Pasar ini dikepung berbagai pasar modern, tetapi tetap bisa bersaing. Intinya, ada pada penataan," ujarnya.

Menurut anggota Komisi VI DPR, Lili Asdjudiredja, Menteri Perdagangan harus bekerja sama dengan APPSI dalam menentukan lokasi pembangunan pasar. "Anggaran revitalisasi pasar tradisional tahun 2009 ini mencapai Rp 462 miliar," katanya.

Adapun anggota Komisi VI DPR, Ferari Roemawi, meminta agar revitalisasi pasar tradisional disesuaikan dengan kehendak para pedagang. (OSA)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar