Rabu, 19 Agustus 2009
TEMPO Interaktif, Jakarta - Suprihatin, 35 tahun, tenaga kerja wanita asal Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Banyuwangi, diduga kuat tewas di Taiwan karena dianiaya. Hasil penelusuran Serikat Buruh Migran Indonesia, korban dianiaya oleh Phrongphrom Tganit, seorang lelaki berkebangsaan Thailand yang menjadi pacar gelap korban.
Ketua SBMI Banyuwangi Wawan Kuswanto mengatakan, Suprihatin menjalin hubungan dengan Phrongphrom setelah melarikan diri dari majikan pertamanya di Taiwan. Namun hingga kini belum jelas latar belakang penganiayaan itu. "Masih kita telusuri terus," katanya, Rabu (19/08).
Saat ini jenasah korban yang tewas pada 31 Juli lalu masih disimpan di rumah sakit Taiwan. SBMI, kata Wawan, masih akan meminta otopsi untuk memastikan adanya unsur penganiayaan.
Sebelumnya keluarga korban mendapat informasi kalau Suprihatin tewas akibat kecelakaan. Sohibullah, suami korban, mengatakan sudah mengetahui dari SBMI kalau strinya tewas dianiaya. Sedangkan kabar dari kakak korban yang juga berada di Taiwan, Sriwahyuningsih, kata Sohibullah, istrinya mengalami luka berat di bagian wajah dan pundak. "Seperti mengalami pukulan," katanya.
Menurut Sohibullah, hingga kini masih menunggu kepastiaan kapan jenasah istrinya bisa dipulangkan ke Tanah Air. Ia mengaku tidak terima dengan perlakuan penganiaayan oleh lelaki yang diduga pacar gelap istrinya. "Pelakunya harus dijebloskan ke penjara," katanya.
Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dodik Widodo mengatakan, Pemkab masih kesulitan memulangkan jenasah Suprihatin karena biayanya Rp 90 juta. Pemkab, katanya, tidak bisa meminta pertanggungjawaban PT Sekartanjung sebagai perusahaan yang memberangkatkan korban pada 2005 lalu. Karena tahun 2007, Suprihatin melarikan diri dari majikan yang direkomendasikan oleh PT Sekartanjung. "Kami masih mengajukan dana ke Menteri Tenaga Kerja dan ke Bupati Banyuwangi," katanya.
|KA NINGTYAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar