Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat menyatakan peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI ke-64 17 Agustus 2009 dapat menjadi momentum memperbaiki perlindungan TKI demi martabat bangsa.

"Selain untuk saling memperkokoh persatuan bangsa juga dijadikan semangat memperbaiki perlindungan kepada TKI sebagaimana pesan Presiden agar perlindungan kepada TKI bukan hanya harus bagus tetapi harus sangat bagus," kata Jumhur di Jakarta, Minggu.

Menurut Jumhur, pesan Presiden Yudhoyono tersebut sangat dalam makna dan tujuannya karena Presiden menghendaki adanya perlindungan terbaik bagi TKI sehingga keberadaannya menjadi bermartabat di dalam dan di luar negeri.

"Mari tingkatkan perlindungan TKI dengan berangkat dari pesan Presiden SBY serta dengan semangat Hari Kemerdekaan, untuk membuat harkat kehidupan TKI lebih bermartabat dan lebih dimuliakan," kata Jumhur mengajak seluruh komponen bangsa.

Pesan Presiden itu, kata Jumhur, juga menunjukkan bahwa TKI masih belum diberi perlindungan maksimal, di samping masih banyak TKI yang kerap menderita di luar negeri sekaligus dijadikan korban perdagangan manusia (human trafficking) oleh pihak tidak bertanggung jawab.

Padahal, katanya, jasa TKI tergolong besar untuk bangsa yakni mengikis pengangguran dan kemiskinan, menopang hidup puluhan juta anggota keluarganya, menggerakkan perekonomian desa (kampung TKI), serta mengirim devisa lebih Rp100 triliun per tahun ke Tanah Air.

Hal itu dikarenakan jumlah TKI yang bekerja di luar negeri cukup besar yaitu 6 juta orang dan tersebar di 42 negara, katanya.

"Karena itu TKI tidak boleh terasing dari kebersamaan bangsa, dan ke depan TKI tidak boleh lagi hidup teraniaya di luar negeri atau tidak terjamah oleh perlindungan secara sungguh-sungguh," ujar Jumhur.

Ia menambahkan pesan Presiden Yudhoyono untuk melindungi TKI adalah pesan dari segenap bangsa Indonesia.
(*)