Lomboknews.com
9 September 2009
MATARAM – Seorang TKI asal Dusun Kuripan Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat Suhaidi bin Asnawi alias Adi, 27 tahun, yang terbebas dari hukuman gantung karena membunuh orang tua majikannya pada tahun 2003 dan kini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Tampoi di Johor Bahru Malaysia meminta bantuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar bisa segera dipulangkan ke Indonesia.
Permintaan tersebut disampaikan Adi melalui SMS yang dikirimkan kepada kakaknya, Syaiful yang berada di Kediri Lombok Barat. Ia meminta pegiat LSM Perkumpulan Panca Karsa yang peduli TKI Endang Susilowati yang selama ini menjadi pendampingnya untuk meminta Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Madjdi agar meminta Presiden SBY membicarakan kepulangannya dengan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak yang dijadwalkan akan bertemu, 8 Oktober 2009.
Koordinator Advokasi Kebijakan Perkumpulan Panca Karsa Endang Susilowati menjelaskan rencananya untuk bertemu Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Madjdi setelah bertemu juru bicara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Andy Hadianto, Rabu (9/9) pagi. ''Adi kirim SMS ke kakaknya, agar saya cakap dengan pak gubernur, kepulangannya bisa dibicarakan SBY kepada Seri Najib,'' kata Endang.
Mahkamah Tinggi Seremban di Negeri Sembilan Malaysia pada sidangnya 13 Agustus 2007 lalu telah membebaskan dari hukuman gantung setelah pada sidang sebelumnya 19 Maret 2007, perawat Rumah Sakit Jiwa Mataram Mugni dan orang tuanya dihadirkan menyampaikan keterangan bahwa Adi pernah dirawat sewaktu mengalami gangguan jiwa selama di rumahnya. Semestinya, enam bulan setelah keputusan bebas tersebut Adi sudah bisa dipulangkan ke Indonesia.
Waktu itu ia ditahan di penjara Blok Abadi (1), Penjara Sungai Buloh, Selangor Darul Ehsan, Malaysia karena melakukan pembunuhan terhadap ibu majikannya yang bernama Tan Yook Yong pada 15 Juni 2003. Sebelumnya, untuk membantu menyelamatkan nyawa Suhaidi dari ancaman vhukuman gantung, Gubernur Nusa Tenggara Barat (waktu itu) Lalu Serinata sudah pernah berkirim surat kepada Menteri Tenaga Kerja, Menteri Kordinator Kesra dan Menteri Luar Negeri untuk minta bantuan melobi Pemerintah Malaysia.Serinata meminta bantuan agar melobi Pemerintah Malaysia terhadap nasib Suhaidi.
Suhaidi sudah dua kali bekerja di Malaysia. Dia sempat pulang ke Lombok pada awal 2002 dan menderita gangguan sakit jiwa. Setelah itu ia kembali lagi ke Malaysia.(supriyantho khafid/lomboknews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar