13 September 2009
Jember (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Mohammad Jumhur Hidayat mengultimatum Malaysia untuk menghormati kesepakatan dalam moratorium soal TKI.
"Malaysia ini menjengkelkan. Penempatan TKI informal sudah distop sementara tetapi Malaysia masih menerima melalui jalur lain. Kalau begitu kita stop saja semua," kata Jumhur dalam dialog bersama berbagai pihak terkait urusan TKI di Jember, Minggu.
Dalam pertemuan yang dihadiri Kadisnakertrans Kabupaten Jember M Thamrin itu, Jumhur menyatakan bahwa Malaysia masih mempekerjakan TKI yang masuk dengan paspor umum (48 halaman).
"Kalau begitu terus, kita stop saja semua termasuk TKI yang bekerja di perkebunan biar panen kelapa sawit Malaysia busuk semua," katanya.
Terdapat sekitar 2,2 juta orang TKI di Malaysia yang 25 persen di antara mereka bekerja di sektor informal atau penata laksana rumah tangga.
Namun Jumhur mengakui penutupan penempatan semua TKI bisa menimbulkan dilema tetapi dengan penghentian itu juga bisa memperbaiki keadaan.
"Yang jelas, kita mengutamakan kepentingan bangsa. Jangan sampai ada lagi TKI yang disiksa, digebuki," katanya.
Jumhur menduga pihak Malaysia menerima TKI yang masuk dari jalur tak resmi juga untuk menekan TKI.
"Agar upahnya murah dan TKI ditakut-takuti menjelang gajian ada razia sehingga TKI ditangkapi dan dipulangkan tanpa mendapat gaji dari pekerjaannya," kata Jumhur.
Kepala BNP2TKI juga minta polisi jangan segan-segan menangkap orang-orang yang melakukan perdagangan manusia dan memproses secara hukum.
"Konsepnya sederhana, kalau ada orang, memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain, apalagi ke luar negeri tanpa ada surat izin, maka itu praktik perdagangan manusia," katanya.
Usai dialog, Jumhur melanjutkan kegiatan Safari Ramadhan BNP2TKI 2009 dengan mengadakan pertemuan bersama mantan TKI yang berlangsung di Masjid Agung Jember dan silaturahmi dengan jajaran redaksi sebuah harian di Jember.
Minggu sore, Jumhur dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Pasuruan untuk berbuka puasa bersama TKI dan pada malam harinya ke Surabaya. (*)
Jember (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Mohammad Jumhur Hidayat mengultimatum Malaysia untuk menghormati kesepakatan dalam moratorium soal TKI.
"Malaysia ini menjengkelkan. Penempatan TKI informal sudah distop sementara tetapi Malaysia masih menerima melalui jalur lain. Kalau begitu kita stop saja semua," kata Jumhur dalam dialog bersama berbagai pihak terkait urusan TKI di Jember, Minggu.
Dalam pertemuan yang dihadiri Kadisnakertrans Kabupaten Jember M Thamrin itu, Jumhur menyatakan bahwa Malaysia masih mempekerjakan TKI yang masuk dengan paspor umum (48 halaman).
"Kalau begitu terus, kita stop saja semua termasuk TKI yang bekerja di perkebunan biar panen kelapa sawit Malaysia busuk semua," katanya.
Terdapat sekitar 2,2 juta orang TKI di Malaysia yang 25 persen di antara mereka bekerja di sektor informal atau penata laksana rumah tangga.
Namun Jumhur mengakui penutupan penempatan semua TKI bisa menimbulkan dilema tetapi dengan penghentian itu juga bisa memperbaiki keadaan.
"Yang jelas, kita mengutamakan kepentingan bangsa. Jangan sampai ada lagi TKI yang disiksa, digebuki," katanya.
Jumhur menduga pihak Malaysia menerima TKI yang masuk dari jalur tak resmi juga untuk menekan TKI.
"Agar upahnya murah dan TKI ditakut-takuti menjelang gajian ada razia sehingga TKI ditangkapi dan dipulangkan tanpa mendapat gaji dari pekerjaannya," kata Jumhur.
Kepala BNP2TKI juga minta polisi jangan segan-segan menangkap orang-orang yang melakukan perdagangan manusia dan memproses secara hukum.
"Konsepnya sederhana, kalau ada orang, memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain, apalagi ke luar negeri tanpa ada surat izin, maka itu praktik perdagangan manusia," katanya.
Usai dialog, Jumhur melanjutkan kegiatan Safari Ramadhan BNP2TKI 2009 dengan mengadakan pertemuan bersama mantan TKI yang berlangsung di Masjid Agung Jember dan silaturahmi dengan jajaran redaksi sebuah harian di Jember.
Minggu sore, Jumhur dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Pasuruan untuk berbuka puasa bersama TKI dan pada malam harinya ke Surabaya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar