17/09/2009
E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Aparat jajaran Polda Metro Jaya meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi pembiusan yang marak menjelang Lebaran. Para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang baru tiba di Tanah Air menjadi sasaran empuk para pelaku pembiusan.
"Sasarannya biasanya para TKI yang baru pulang kerja dari luar negri," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Muhammad Iriawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jaksel, Kamis (19/9/2009).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Iriawan telah menempatkan anggotanya di sejumlah stasiun, terminal, bandara dan pelabuhan tempat kedatangan atau pemberangkatan pemudik. Dengan pengamanan secara tertutup, anggota Satuan Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) dan Reserse Mobile (Resmob) disebar di titik-titik rawan.
"Tiga puluh persen terbuka dengan mensiagakan anggota berompi. Agar warga merasa aman, oh...ada petugas. Sisanya tertutup," jelasnya.
Peningkatan kecenderungan pembiusan ini, imbuhnya, terjadi menjelang lebaran. Kebutuhan ekonomi menjadi faktor mendasar mengapa pelaku melakukan pembiusan.
"Ekonomi faktor utamanya. Itu sudah menjadi kebutuhan hakiki," paparnya.
Iriawan mengimbau masyarakat pemudik agar mewaspadai setiap bentuk aksi pembiusan. Selain berkomplot, pelaku biasanya melakukan aksinya secara terselubung.
"Mereka berbaur dengan penumpang lainnya. Itu yang susah," ungkapnya.
(mei/nrl)
E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Aparat jajaran Polda Metro Jaya meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi pembiusan yang marak menjelang Lebaran. Para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang baru tiba di Tanah Air menjadi sasaran empuk para pelaku pembiusan.
"Sasarannya biasanya para TKI yang baru pulang kerja dari luar negri," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Muhammad Iriawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jaksel, Kamis (19/9/2009).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Iriawan telah menempatkan anggotanya di sejumlah stasiun, terminal, bandara dan pelabuhan tempat kedatangan atau pemberangkatan pemudik. Dengan pengamanan secara tertutup, anggota Satuan Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) dan Reserse Mobile (Resmob) disebar di titik-titik rawan.
"Tiga puluh persen terbuka dengan mensiagakan anggota berompi. Agar warga merasa aman, oh...ada petugas. Sisanya tertutup," jelasnya.
Peningkatan kecenderungan pembiusan ini, imbuhnya, terjadi menjelang lebaran. Kebutuhan ekonomi menjadi faktor mendasar mengapa pelaku melakukan pembiusan.
"Ekonomi faktor utamanya. Itu sudah menjadi kebutuhan hakiki," paparnya.
Iriawan mengimbau masyarakat pemudik agar mewaspadai setiap bentuk aksi pembiusan. Selain berkomplot, pelaku biasanya melakukan aksinya secara terselubung.
"Mereka berbaur dengan penumpang lainnya. Itu yang susah," ungkapnya.
(mei/nrl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar