Jember - Surya- Acara safari Ramadan Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Jumhur Hidayat, di Jember, disambut aksi unjukrasa, Minggu (13/9). Mereka mengadukan pemkab tidak tanggap terhadap masalah yang dihadapi para TKI.
Para pedemo terdiri atas aktivis Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Komite sentral GMNI dan beberapa orang eks TKI. Mereka menuntut BNP2TKI ikut mendesak pencopotan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jember M Thamrin.
"Kami meminta agar BNP2TKI mengetahui kinerja Disnakertrans Jember dalam penanganan TKI. Masak ketika ada TKI mengadu, kepala dinasnya malah lari dan tidak mau menemui para TKI," ujar M Cholily, Ketua SBMI Jawa Timur yang juga ikut aksi tersebut.
Kabupaten Jember, lanjut Cholily, merupakan lima besar kawasan pengirim TKI di Jatim. Bahkan, menurut catatan SBMI Jatim, Kabupaten Jember masuk peringkat empat kasus perdagangan orang di Jatim. "Ada 157 TKI yang terkena kasus perdagangan orang dan lebih dari 700 orang dideportasi. Itu data yang kami punya," tegasnya.
Sedangkan para TKI berkeluh kesah kepada Jumhur Hidayat. Keluh kesah itu antara lain persoalan asuransi dan perlakukan kekerasan selama menjadi TKI di luar negeri. Salah satu eks TKI, Atun yang pernah bekerja di Hongkong mengaku kesulitan mengurus asuransi. Padahal ia berhak mendapatkan asuransi tersebut.
Kepada para pendemo, Jumhur berjanji akan menyampaikan aspirasi para pendemo kepada pemerintah pusat. Ia juga meminta kepada Kepala Disnakertrans Jember untuk mencatat semua keluhan para demonstrans dan mengirimkan kepadanya. "kirim ke saya. pemda dan pemrpov kan tidak bisa menyelesaikan, karena ini terkait antarnegara," katanya.
Dalam kesempatan itu Jumhur juga menyinggung tentang perlunya sikap tegas dari pemerintah Indonesia kepada negara Malaysia terkait persoalan TKI. "Hanya sedikit TKI di Malaysia yang menjadi pembantu rumah tangga. Lebih banyak bekerja di sektor perkebunan kelapa sawit. Jika Malaysia terus melanggar maka kita harus punya sikap tegas. Stop saja seluruh pengiriman TKI ke Malaysia. Pasti kelapa sawit mereka busuk," tegasnya.
Dalam acara safari Ramadan tersebut, Jumhur Hidayat memberikan bantuan kepada 11 eks TKI yang menjadi korban kekerasan di luar negeri. Para TKI itu menjadi korban tindak kekerasan majikan, agen pengerah tenaga kerja dan beberapa orang sempat dipenjara di Araba Saudi, Hongkong dan Malaysia. "Bantuan ini dari pemerintah untuk mengurangi beban yang ditanggung keluarga," kata Jumhur.
Dari sebelas orang bekas TKW itu, tujuh orang berasal dari Kabupaten Banyuwangi, dan empat orang berasal dari Jember. Masing-masing mendapat bantuan uang Rp 5 juta. st9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar