Jumat, 11 September 2009
Pengiriman uang tenaga kerja Indonesia Jatim dari tahun ke tahun cenderung menurun. Penurunan ini tidak sesuai dengan jumlah TKI yang terus meningkat. Tahun 2005, 56.000 TKI mengirim uang sebesar Rp 2,1 triliun. Tiga tahun kemudian, jumlah TKI meningkat menjadi 59.000, tetapi nilai pengiriman uangnya hanya Rp 1,48 triliun.
Penurunan remittance mulai terjadi tahun 2008 sebesar 40 persen. Tahun 2007, nilai pengiriman uang Rp 2,47 triliun. Setahun berikutnya hanya Rp 1,48 triliun. Penurunan pengiriman uang oleh TKI ini berkaitan dengan gelombang deportasi dari Malaysia, negara tujuan utama TKI.
Selama 2005-2008, TKI yang bekerja di Hongkong tercatat paling banyak mengirimkan uang. Setiap tahun, sekitar 13.000 TKI rata-rata mengirim Rp 915 miliar. Berbeda halnya dengan TKI Malaysia yang nilai rata-rata remittance-nya hanya Rp 364 miliar per tahun. Padahal, jumlah TKI yang bekerja di Malaysia rata-rata 26.000 orang per tahun.
Biasanya menjelang Idul Fitri, pengiriman uang oleh TKI mulai meningkat. Tahun 2008, Bank Indonesia Jatim mencatat pengiriman uang ke beberapa daerah sebelum hari raya meningkat dibanding tiga bulan sebelumnya. Nilai remittance yang dikirim ke Banyuwangi, Gresik, Kediri, Magetan, Probolingo, dan Tulungagung meningkat 10 sampai 100 persen dibanding triwulan sebelumnya.
Data Dinas Tenaga Kerja Jatim menyebutkan, sampai Juni 2009 uang yang telah dikirim ke Jatim senilai Rp 1,13 triliun. (M Puteri Rosalina/Litbang Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar