17 September 2009
SEMARANG, KOMPAS.com - Tenaga kerja Indonesia bernama Nur Rozi (28), asal Desa Rajek, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, meninggal di Korea Selatan pada Rabu (9/9) lalu. Jenazah Nur Rozi tiba di Bandara Ahmad Yani Kota Semarang, Kamis (17/9) siang.
Tenaga kerja formal yang bekerja selama setahun pada sebuah perusahaan mebel di Korea Selatan tersebut dikabarkan meninggal karena kecelakaan kerja. Menurut Purngain (53), paman korban, pihak keluarga telah mendapatkan informasi meninggalnya Nur Rozi pada Kamis (10/9). "Kami diberi tahu bahwa Nur Rozi meninggal karena jatuh dari lift di tempat kerjanya," kata Purngain yang berada di Bandara Ahmad Yani untuk menjemput jenazah keponakannya tersebut.
Putra pertama dari pasangan Kasbi (50) dan Mulyati (40) ini diterbangkan dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-300 dengan nomor GA.236 yang berangkat dari Soekarno-Hatta sekitar pukul 11.00 dan tiba di Bandara Ahmad Yani pukul 12.10. Rencananya, setelah tiba di tempat asalnya, Nur Rozi langsung dimakamkan.
Purngain mengisahkan, sebelum meninggal, Nur Rozi sempat mengirimkan layanan pesan singkat kepada adiknya Abdul Aziz (24), yang kini masih shock mendengar kabar kakaknya meninggal tersebut. "Orangtuanya juga tidak mau menjemput ke bandara karena masih sedih," ucap Purngain.
Kepala Seksi Perlindungan Tenaga Kerja Balai Pelayanan Perlindungan, dan Pemberangkatan TKI (BP3TKI) Jawa Tengah Heri Fuad mengatakan, Nur Rozi diberangkatkan untuk bekerja di Korsel melalui program antara pemerintah Indonesia dan Korsel atau G to G pada Juni 2008.
Karena meninggal akibat kecelakaan kerja, keluarga Nur Rozi mendapatkan biaya asuransi jiwa dari pemerintah sebesar Rp 45 juta. "Yang Rp 5 juta dipotong untuk biaya pemberangkatan dari Jakarta ke Semarang, jadi tinggal Rp 4 juta yang dibayarkan ke keluarga," kata Purgain.
Selain mendapatkan biaya asuransi, Fuad mengakui, keluarga Nur Rozi juga berhak mendapatkan gaji Nur Rozi yang belum diambil dari perusahaan. "Kedutaan Besar RI di Korsel sedang mengurus gaji tersebut," kata Fuad.
SEMARANG, KOMPAS.com - Tenaga kerja Indonesia bernama Nur Rozi (28), asal Desa Rajek, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, meninggal di Korea Selatan pada Rabu (9/9) lalu. Jenazah Nur Rozi tiba di Bandara Ahmad Yani Kota Semarang, Kamis (17/9) siang.
Tenaga kerja formal yang bekerja selama setahun pada sebuah perusahaan mebel di Korea Selatan tersebut dikabarkan meninggal karena kecelakaan kerja. Menurut Purngain (53), paman korban, pihak keluarga telah mendapatkan informasi meninggalnya Nur Rozi pada Kamis (10/9). "Kami diberi tahu bahwa Nur Rozi meninggal karena jatuh dari lift di tempat kerjanya," kata Purngain yang berada di Bandara Ahmad Yani untuk menjemput jenazah keponakannya tersebut.
Putra pertama dari pasangan Kasbi (50) dan Mulyati (40) ini diterbangkan dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-300 dengan nomor GA.236 yang berangkat dari Soekarno-Hatta sekitar pukul 11.00 dan tiba di Bandara Ahmad Yani pukul 12.10. Rencananya, setelah tiba di tempat asalnya, Nur Rozi langsung dimakamkan.
Purngain mengisahkan, sebelum meninggal, Nur Rozi sempat mengirimkan layanan pesan singkat kepada adiknya Abdul Aziz (24), yang kini masih shock mendengar kabar kakaknya meninggal tersebut. "Orangtuanya juga tidak mau menjemput ke bandara karena masih sedih," ucap Purngain.
Kepala Seksi Perlindungan Tenaga Kerja Balai Pelayanan Perlindungan, dan Pemberangkatan TKI (BP3TKI) Jawa Tengah Heri Fuad mengatakan, Nur Rozi diberangkatkan untuk bekerja di Korsel melalui program antara pemerintah Indonesia dan Korsel atau G to G pada Juni 2008.
Karena meninggal akibat kecelakaan kerja, keluarga Nur Rozi mendapatkan biaya asuransi jiwa dari pemerintah sebesar Rp 45 juta. "Yang Rp 5 juta dipotong untuk biaya pemberangkatan dari Jakarta ke Semarang, jadi tinggal Rp 4 juta yang dibayarkan ke keluarga," kata Purgain.
Selain mendapatkan biaya asuransi, Fuad mengakui, keluarga Nur Rozi juga berhak mendapatkan gaji Nur Rozi yang belum diambil dari perusahaan. "Kedutaan Besar RI di Korsel sedang mengurus gaji tersebut," kata Fuad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar