19 Mei 2009

Pengangguran di Jakarta Mencapai 67.000 Orang

SUARA PEMBARUAN DAILY

Pengangguran di Jakarta Mencapai 67.000 Orang

Meningkat dalam Setahun

[JAKARTA] Jumlah pengangguran di Provinsi DKI Jakarta dalam setahun terakhir meningkat 67.000 orang. Menurut hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, angka pengangguran Februari 2009 menjadi 571.000 orang dari sebelumnya Februari 2008 hanya 504.000 orang.

Kabid Statistik Sosial BPS DKI Jakarta, Sri Santo Budi, menyebutkan, meningkatnya jumlah pengangguran karena dampak krisis keuangan global yang terjadi sejak tahun 2008 lalu. Akibatnya, berpengaruh pada penurunan daya beli masyarakat.

"Banyak rumah tangga menambah anggota keluarganya untuk mencari kerja. Jumlah pencari kerja dari rumah tangga itu meningkat sekitar 140.000 orang dibanding tahun sebelumnya," katanya, di Jakarta, baru-baru ini.

Sri menambahkan, peningkatan pengangguran terbesar terjadi pada kaum perempuan yang besarnya mencapai 59.000 orang. Sementara itu, penganggur laki-laki hanya 8.000 orang.

Pada Februari 2008, BPS mencatat, jumlah anggota rumah tangga yang bekerja hanya sekitar 4,05 juta orang dan kini telah menjadi 4,19 juta orang. Jumlah anggota rumah tangga yang bekerja masih didominasi laki-laki sekitar 65 persen.

Walaupun jumlah penduduk bekerja mengalami peningkatan, selama periode 2008-2009 terjadi penambahan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 0,93 persen dari 11,06 persen menjadi 11,99 persen (2009).

Menurut jenis kelamin, TPT perempuan mengalami peningkatan 2,48 persen, dari 20,56 persen (2008) menjadi 13,04 persen (2009). Sedangkan, TPT laki-laki menurun sebesar 0,08 persen, dari 11,38 persen (2008) menjadi 11,30 persen (2009).

Lapangan kerja di Jakarta dalam setahun belakangan ini kebanyakan diisi oleh sektor tersier meliputi, perdagangan, hotel, restoran, angkutan, komunikasi, keuangan, dan jasa. Peningkatan penduduk yang bekerja di sektor tersier mencapai 229.390 orang.

Adapun, di sektor primer yang meliputi pertanian dan pertambangan, mengalami penurunan sebesar 2.310 orang. Sementara di sektor sekunder menurun sebesar 95.100 orang. Dari gejala ini BPS DKI melihat, terjadi pergeseran pekerja di sektor primer dan sekunder.

"Telah terjadi pergeseran jumlah pekerja dari sektor primer ke sektor sekunder dan selanjutnya ke sektor tersier," katanya. [HTS/U-5]


Last modified: 18/5/09

http://www.suarapembaruan.com/News/2009/05/18/index.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar