MATARAM, KOMPAS.com — Sejumlah aktivis LSM pemerhati buruh migran menyatakan prihatin terhadap kondisi TKI yang masih menghadapi kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi di negara tempat mereka bekerja.
Koordinator Advokasi Koslata NTB, M Saleh, di Mataram, Selasa, mengatakan, hingga awal Mei 2009 pemerhati dan serikat Buruh Migran Indonesia (BMI) mencatat sedikitnya 147 kasus TKI bermasalah dengan jumlah korban 854 orang dan kerugian material ditaksir Rp 1,8 miliar.
Dari 854 orang korban tersebut, sebanyak 401 orang TKI di antaranya telah melapor ke Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Mataram, 26 di antaranya meninggal dan 61 orang korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
Selain itu, sebanyak tujuh calon TKI gagal berangkat, empat orang menjadi korban perkosaan dan tindak kekerasan serta 27 orang ditempatkan secara ilegal oleh Perusahaan Penempatan TKI Swasta (PPTKIS).
"Kalau hal ini dibiarkan, berapa banyak lagi korban dan besarnya kerugian yang akan mereka tanggung hingga akhir 2009," katanya dalam dengar perndapat dengan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB Agus Patria.
Ia mengatakan, TKI NTB seakan-akan identik dengan buruh murah yang bekerja di sektor kasar dan kotor serta berpendidikan rendah. "Ini sudah menjadi merek daerah ini," ujarnya.
26 Mei 2009
TKI Masih Sering Diperlakukan Tidak Manusiawi
Selasa, 12 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar