BERITA KOTA
Kamis, 28 Mei 2009
JAKARTA, BK
Angka balita rawan gizi buruk yang berada di bawah garis merah (BGM), di Jakarta Pusat masih mengkhawatirkan. Meski saat ini jumlah balita BGM menurun dari 809 menjadi 745 balita.
Guna menghindari agar balita BGM tidak mengalami gizi buruk, Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta Sri Hartati Fauzi Bowo meminta warga untuk rajin dan giat membawa anak balitanya ke Posyandu. "Posyandu harus betul-betul dimanfaatkan dan dioptimalkan, karena itu merupakan kegiatan positif guna menjadikan balita sehat dan tidak gizi buruk," kata Hartati saat menghadiri acara Gebyar Posyandu yang digelar di RW 05, Karettengsin, Tanahabang, Jakarta Pusat, Rabu (27/5).
Lebih jauh Hartati mengungkapkan, posyandu dibentuk untuk menjaga kesehatan ibu dan anak melalui pemberian makanan tambahan bergizi dan sehat.
Tati juga menambahkan, jika menemukan balita kurang gizi, sebaiknya segera ditangani dengan cepat lalu dibawa ke puskesmas terdekat untuk diperiksa. "Saya juga meminta kaum ibu memberi asupan makanan sehat bagi anak dan balitanya. Selain itu, lingkungan sehat juga harus diciptakan," tandas Hartati.
Dalam kesempatan yang sama, Kasudin Kesehatan Jakpus, Hakim Siregar, mengatakan, di Kelurahan Karettengsin terdapat 15 balita dengan pertumbuhan BGM atau pertumbuhan yang tak seimbang antara berat badan dan usia. Sedang secara keseluruhan di Jakpus terdapat 745 balita kategori BGM. Jumlah ini menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 809 balita. "Kita bersyukur terjadi penurunan. Tapi kami akan berusaha agar seluruh balita tidak berada di BGM," tegasnya.
Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Karettengsin Nurmala Masykur, mengatakan, di wilayahnya terdapat 14 posyandu dengan melayani 1.825 balita. Posyandu dan pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat dibutuhkan warga tak mampu. "Kami akan terus mengintensifkan posyandu dan PAUD," janjinya. O amh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar