Senin, 25/05/2009
Pradipta Nugrahanto - detikBandung
Bandung - Provinsi Jabar seharusnya bisa menjadi provinsi terbaik dan termaju di Indonesia atau setidaknya provinsi kedua terbaik setelah DKI Jakarta. Namun Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengakui untuk mencapai itu, Jabar harus melakukan pembenahan di sejumlah sektor, seperti sektor kesehatan dan pendidikan.
"Setidaknya di tahun 2012 Jabar bisa jadi provinsi terbaik atau 2 terbaik setelah DKI Jakarta," ujar Heryawan saat Rapat Konsultasi PKK Jabar di Gedung PKK Jalan Soekarno Hatta, Senin (25/5/2009).
Pembenahan yang harus dilakukan pada sektor kesehatan antara lain masalah gizi buruk atau kurang gizi yang jumlahnya masih tinggi di Jabar. "Dari data statistik di Jabar masih terdapat lebih dari 400.000 kasus gizi buruk dan kurang gizi," ungkap Heryawan.
Menurut Heryawan tingginya angka gizi buruk tersebut diakibatkan masih rendahnya tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat Jabar. "Masih banyak masyarakat yang tidak memperhatikan kebersihan dan kesehatan karena masalah financial," kata Heryawan. Program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) juga bisa digalakkan kembali untuk meningkatkan prosentase kesehatan masyarakat Jabar hingga mencapai 75 persen.
Selain masalah kesehatan, hal lain yang perlu diperhatikan untuk menjadikan Jabar sebagai provinsi terbaik adalah pendidikan. "Tingkat pendidikan di Jabar masih sangat rendah walaupun sudah ada peningkatan sejak tahun lalu dari rata-rata 7,6 tahun menjadi 7,8 tahun. Namun itupun masih belum memenuhi standar pendidikan nasional dimana pemerintah mencanangkan pendidikan wajib belajar 9 tahun," jelas Heryawan.
Pemprov Jabar dituturkan Heryawan telah berupaya meningkatkan pendidikan. Salahsatunya, dengan memberikan sumbangan 3 buah buku pelajaran ke 9,1 juta siswa sekolah di Jabar.(tya/ern)
Pradipta Nugrahanto - detikBandung
Bandung - Provinsi Jabar seharusnya bisa menjadi provinsi terbaik dan termaju di Indonesia atau setidaknya provinsi kedua terbaik setelah DKI Jakarta. Namun Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengakui untuk mencapai itu, Jabar harus melakukan pembenahan di sejumlah sektor, seperti sektor kesehatan dan pendidikan.
"Setidaknya di tahun 2012 Jabar bisa jadi provinsi terbaik atau 2 terbaik setelah DKI Jakarta," ujar Heryawan saat Rapat Konsultasi PKK Jabar di Gedung PKK Jalan Soekarno Hatta, Senin (25/5/2009).
Pembenahan yang harus dilakukan pada sektor kesehatan antara lain masalah gizi buruk atau kurang gizi yang jumlahnya masih tinggi di Jabar. "Dari data statistik di Jabar masih terdapat lebih dari 400.000 kasus gizi buruk dan kurang gizi," ungkap Heryawan.
Menurut Heryawan tingginya angka gizi buruk tersebut diakibatkan masih rendahnya tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat Jabar. "Masih banyak masyarakat yang tidak memperhatikan kebersihan dan kesehatan karena masalah financial," kata Heryawan. Program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) juga bisa digalakkan kembali untuk meningkatkan prosentase kesehatan masyarakat Jabar hingga mencapai 75 persen.
Selain masalah kesehatan, hal lain yang perlu diperhatikan untuk menjadikan Jabar sebagai provinsi terbaik adalah pendidikan. "Tingkat pendidikan di Jabar masih sangat rendah walaupun sudah ada peningkatan sejak tahun lalu dari rata-rata 7,6 tahun menjadi 7,8 tahun. Namun itupun masih belum memenuhi standar pendidikan nasional dimana pemerintah mencanangkan pendidikan wajib belajar 9 tahun," jelas Heryawan.
Pemprov Jabar dituturkan Heryawan telah berupaya meningkatkan pendidikan. Salahsatunya, dengan memberikan sumbangan 3 buah buku pelajaran ke 9,1 juta siswa sekolah di Jabar.(tya/ern)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar