Rabu, 29/07/2009 16:15 WIB Derita Anak-anak Korban Penggusuran Ari Saputra - detikNews Ilustrasi (dok detikcom) "Sudah robek semua. Nggak ada yang bisa digunakan," kata Aris Hendri (9) di atas puing-puing penggusuran di Tegal Alur, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (28/7/2009). Ia mengingat, saat berangkat ke sekolah yang jaraknya sekitar 200 meter, rumahnya masih berdiri tegak. Papan gedek bambu, tiang kayu dan atap asbek rombeng. Serta 2 petak ruang di rumah sederhana itu. "Bapak kerja, ibu juga kerja. Nggak tahu harus gimana. Kakak saya satu, adik saya 3," ucap Aris lirih. Seirama dengan Aris, Julia (8) merasakan hal serupa. Hingar bingar mengikuti tahun ajaran baru langsung sirna saat rumahnya rata dengan tanah. Bukan oleh gempa atau kebakaran tetapi digusur oleh petugas pemerintah. "Nggak tahu tinggal dimana, ikut ibu saja," kata Julia sembari bermain hulahup di depan rumahnya. Tidak hanya Aris dan Julia. Puluhan anak-anak generasi masa depan kehilangan tempat berteduh di lokasi tersebut. Boleh saja sekolah mereka gratis. Tetapi kala pulang rumah digusur, entah apa yang membekas di alam bawah sadar mereka. (Ari/irw) |
29 Juli 2009
Derita Anak-anak Korban Penggusuran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar