Makassar (ANTARA News) - Seniman jalanan Makassar, Sulsel, yang tergabung dalam Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ) menggelar pameran kerajinan tangan dari bahan limbah organik seperti sampah bambu dan ranting kayu.

Pameran itu akan diselenggarakan di Taman Segitiga, Jl Sultan Hasanuddin, Makassar, 25 hingga 29 Juli, 2009.

Sampah bambu, ranting kayu, tanaman eceng gondok, misalnya, mereka olah menjadi berbagai macam jenis kerajinan seperti dudukan lampu, tas, sendal dan lainnya.

"Kami mengelola sampah ini sebenarnya sudah lama, di sekretariat kami, sebelum diizinkan menempati taman kota ini untuk berkarya," kata anggota KPJ, Yuyun, di Makassar, Selasa.

Harga hasil kerajinan tangan limbah organik ini dijual dengan harga mulai Rp25 ribu hingga diatas Rp100 ribu, seperti aksesoris gelang, kalung dan tas. Yang termahal dijual dengan harga Rp1,5 juta yaitu berbagai macam dudukan lampu dan tempat lampu, serta bingkai relief.

Karya seni kreatif ini sudah mulai membuahkan hasil. Dalam waktu tiga tahun galeri karya-karya tersebut telah memiliki dua cabang, yaitu di Kota Malino, Gowa, dan Kabupaten Takalar.

Kedua cabang ini bahkan telah menarik perhatian turis Jerman. "Hingga saat ini masing-masing cabang tersebut juga sudah mulai memasarkan barangnya ke luar Sulsel," katanya.

Keuntungan sementara ini, mereka alihkan ke rencana perluasan jaringan atau membuka cabang baru.

"Sejak awal kami memang tidak terlalu memikirkan keuntungan, namun lebih kepada berkarya kreatif, salah satunya dengan mengelola limbah menjadi duit," ujarnya.(*)