03 Mei 2009

Toko Buah dan Kios PKL Penuhi Trotoar di Jatinegara

SUARA PEMBARUAN DAILY

Toko Buah dan Kios PKL Penuhi Trotoar di Jatinegara

[JAKARTA] Puluhan toko buah dan kios pedagang kaki lima (PKL) berdiri di atas trotoar di Jl Jatinegara Timur, Kelurahan Bali Mester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Toko-toko dan kios itu berdiri berderet sepanjang jalan tersebut.

"Dulu, kios dan toko ini sempat ada. Tetapi menghilang ketika busway Jatinegara-Ancol diresmikan 2006 lalu. Kini, dalam satu tahun terakhir ini muncul lagi. Enggak tahu kenapa bisa ada lagi," kata Indah (40), pemilik sebuah toko sepatu di kawasan itu.

Pernyataan yang sama disampaikan Ian (35), warga di sekitar lokasi yang tidak mau disebut namanya. Ia curiga ada yang membekingi kios dan toko tersebut sehingga kembali muncul.

"Kan tidak mungkin bisa berani berdiri kembali tanpa ada oknum yang melindungi. Tiap hari Satuan Polisi Pamong Praja lewat di sini, tetapi tampaknya dibiarkan saja," ujarnya.

Pantauan SP Rabu (8/4) siang menunjukkan, toko buah dan kios PKL berdiri tepat di bawah jembatan penyeberangan busway dan memanjang di sepanjang Jl Jatinegara Timur. Toko dan kios itu dibangun dengan bentuk bangunan semi permanen. Untuk toko buah, hampir seluruhnya dicat warna biru.

Diketahui Pemprov

Anehnya, ada papan nama berlogo Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengenai keberadaan toko dan kios tersebut. Disebutkan, toko buah berjumlah 20 unit dan kios PKL 53 unit dengan jam operasi pukul 07.00-24.00 WIB. Keberadaan papan nama ini patut dipertanyakan karena kios berdiri di atas trotoar.

Akibat keberadaan toko dan kios itu, jalur pejalan kaki tidak ada. Pejalan kaki terpaksa harus berjalan di jalur kendaraan dan sangat hati-hati karena takut ditabrak.

Kondisi itu juga menyebabkan Jl Jatinegara Timur macet parah, terutama ketika jam pulang kerja. Jalan yang seharusnya terdiri atas lima jalur, tetapi karena ada toko dan kios tersebut berubah menjadi dua jalur.

Sementara itu, supaya jalan di situ tampak hijau, di pinggir jalan ditaruh pot bunga. Pot itu terkesan dipaksakan karena sebenarnya tidak ada tempat untuk menaruhnya.

Selain itu, mengganggu pejalan kaki karena harus menghindari pot tersebut. Kemacetan bertambah parah karena adanya parkir liar, baik mobil maupun motor di tempat tersebut. Selain itu, puluhan mikrolet juga ngetem menunggu penumpang. Tidak ada upaya penertiban. Padahal, sejumlah polisi berdiri ada di tempat tersebut. [RBW/Y-4]


Last modified: 13/4/09

http://202.46.159.139/indeks/News/2009/04/13/index.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar