21 Mei 2009

Polisi Malaysia Masih Cari Tujuh TKI

Jumat, 15 Mei 2009

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com Polisi laut Malaysia masih mencari tujuh warga negara Indonesia (WNI) yang hilang di laut akibat kapal cepat yang mereka tumpangi tenggelam di laut Pengerang, Johor Bahru, Malaysia, pada Rabu (13/5) pagi.
   
"Aparat keamanan laut Malaysia masih terus mencari tujuh orang yang dinyatakan hilang," kata sebuah sumber di KBRI Kuala Lumpur, yang tak bersedia disebutkan jati dirinya, Jumat (15/5).
   
Hingga kini, telah ditemukan enam mayat WNI, terdiri dari lima wanita dan satu laki-laki. Adapun 23 orang lainnya selamat tiba di Batam. Dari 36 penumpang, 23 orang selamat karena, pada saat kapal itu terbalik, banyak kapal melintas di Selat Malaka sehingga mereka dapat ditolong.
   
Ada sebuah kapal besar yang menyelamatkan 16 orang dan sebuah kapal barang menyelamatkan tujuh orang. Demikian dikatakan sumber itu. "Mereka diturunkan di Batam. Sebanyak 16 orang telah meninggalkan Batam menuju kampung halamannya, sedangkan tujuh orang lagi masih berada di Air Baloi Batam untuk dimintai keterangan," ujar sumber itu.
   
Saelan, seorang penumpang yang selamat, menjelaskan bahwa penumpang kapal naas itu berjumlah 36 orang, termasuk empat anak-anak dan empat perempuan hamil.
   
Aparat keamanan laut atau polisi pantai Malaysia telah berhasil menangkap pemilik kapal bernama Mohd Rabat bin Rosli di kampung Cangi, Teluk Rumania, Tanjung Pengerang.
   
Ketika ditangkap, dia memiliki uang 4.800 ringgit (sekitar Rp 14,4 juta) dan uang Rp 800.000.
   
Dari pengakuan warga Malaysia itu kepada polisi, hanya ada 20 WNI yang akan diseberangkan dari Johor Bahru ke Batam.
   
Ia juga membantah bahwa kapal itu tenggelam karena ditembak polisi laut Malaysia. "Tidak ada tanda-tanda kapal itu ditembak," katanya sambil menunjukkan foto-fotonya.
   
Kapal boat itu katanya dibuat di Indonesia, tetapi tidak ada tanda-tanda pendaftaran (register) di Indonesia dan Malaysia. "Seharusnya sudah sejak dulu kapal ini ditahan karena tidak didaftar di Indonesia dan Malaysia," katanya. 
   
Kepala Keamanan Laut Malaysia untuk wilayah Selatan, Laksamana Pertama Che Hassan Jusoh, mengatakan, pihaknya langsung melakukan operasi untuk penyelamatan setelah menerima laporan dari salah seorang korban kapal terbalik itu.
    
Media massa melaporkan bahwa pihak keamanan menemukan enam mayat yang diduga WNI pekerja ilegal.
   
Kapal yang mereka tumpangi tenggelam di kawasan laut Tanjung Punggai, sekitar 10 mil dari Sungai Rengit. Namun, aparat keamanan laut Malaysia menemukan enam mayat sudah mengapung di laut di dekat Kota Tinggi, Johor Bahru.
   
Setelah menurunkan tim SAR, ditemukan pertama, mayat seorang wanita berusia antara 20 dan 30 tahun oleh kapal angkatan laut Diraja Malaysia (TLDM) KD Perkasa sekitar pukul 09.30, tidak lama kemudian ditemukan lagi dua mayat di lokasi tidak berjauhan.
   
Mayat kedua, kata Che Hassan, juga perempuan berusia sekitar 20 tahun, disusul mayat anak perempuan berusia sekitar 12 tahun. Tiga mayat itu ditemukan sekitar enam mil dari Sungai Rengit.
   
Kapal Angkatan Laut Malaysia itu juga menemukan kapal naas yang terbalik itu dengan dua mesin motor 150 HP (horse power) dan 200 HP. Lokasinya tidak jauh dari mayat-mayat yang ditemukan. Demikian dikatakan Che Hassan.
   
Kapal penjaga pantai Malaysia, KM Tegas, menemukan juga seorang mayat anak laki-laki berusia sekitar tujuh tahun dan mayat perempuan berusia sekitar 20 tahun sekitar pukul 12 siang.

Setengah jam kemudian, KM Tegas menemukan satu lagi mayat anak laki-laki berusia tiga tahun. Semua mayat tersebut, ia menambahkan, ditemukan dalam lingkungan jarak sekitar tiga mil dari lokasi kejadian.   

Aparat Keamanan Laut Malaysia (APMM) mengaku telah menerima informasi dari aparat kepolisian bahwa ada kapal terbalik, sementara polisi menerima panggilan darurat dari salah seorang korban yang melaporkan ke nomor 999, saluran bantuan darurat.


XVD
Sumber : Ant

Tidak ada komentar:

Posting Komentar