04 Mei 2009

Lima Ribu Lebih Sarjana di Kota Bogor Menganggur

Lima Ribu Lebih Sarjana di Kota Bogor Menganggur

By Republika Newsroom
Minggu, 26 April 2009 pukul 11:56:00
 

BOGOR-- Dicatatkan oleh Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi (Disnakersostrans), sampai Februari 2009 ini tercatat sebanyak 14 ribu lebih warga usia kerja yang menganggur di Kota Bogor.Dari jumlah tersebut, 5 ribu diantaranya adalah lulusan strata satu perguruan tinggi.

Menurut Kabid Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Disnakersostrans Kota Bogor, Mangahit Sinaga, total ada sebanyak 6.855 lulusan perguruan tinggi di Kota Bogor yang belum memiliki pekerjaan. Dari jumlah tersebut, 5.465 diantaranya memiliki ijazah strata satu, 1.024 diploma tiga, dan 166 diploma satu.

"Ini baru yang mencatatkan diri sebagai pencari pekerjaan di Disnakertrans. Jumlah di lapangan bisa jadi lebih banyak lagi," ujar Mangahit saat dihubungi Sabtu (25/4).

Hal ini menurut Mangahit terjadi akibat ketersediaan lapangan kerja yang tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja baru di Kota Bogor. Perhitungan Disnakersostrans, menurut Mangahit dari sebanyak 11 pencari pekerjaan di Kota Bogor, rata-rata hanya 3 orang diantaranya yang berhasil memperoleh pekerjaan.

Demikian,menurut Mangahit, Disnakersostrans akan berusaha mengalihkan angkatan kerja Kota Bogor ke perusahaan di daerah-daerah lain di sekitar Kota Bogor. Dua daerah yang menjadi sasaran 'ekspor' tenaga kerja menurut Mangahit adalah Kabupaten Bogor dan Sukabumi. Di dua daerah tersebut kata Mangahit tenaga kerja dari sektor garmen yang menganggur di Kota Bogor bisa dikaryakan.

"Bahkan, kami juga memberikan peluang ke luar negeri untuk sektor perkebunaan, perikanan, elektronik, dan industri. Selain Malaysia, Korea, Belanda, dan Jepang menjadi negara-negara tujuan," ujar Sinaga.

Di samping masalah rasio lapangan kerja dengan angkatan kerja, menurut Mangahit, banyak pemuda yang mengambil jurusan perkuliahan yang tidak sesuai dengan peluang pekerjaan di Kota Bogor. Para orang tua sering memasukkan anak-anaknya ke jurusan dengan potensi pekerjaan di bidang administratif pemerintahan. "Padahal, kebutuhan dunia usaha mesti jadi salah satu referensi utama," kata Mangahit menegaskan.

Secara umum, angka kalangan pencari kerja di Kota Bogor sampai Februari 2009 mencapai 14.785 orang. Jumlah sebanyak itu didominasi kaum laki-laki yang mencapai 9.442 orang. Sementara wanita dengan potensi kerja yang mengangur ada sebanyak 5.343 orang. Diperkirakan oleh Disnakersostrans jumlah riil penganggur di Kota Bogor bisa mencapai 30.000-an orang.

Sementara, di tempat terpisah, permasalahan pengangguran di Kota Bogor ini juga dinyatakan oleh Walikota Bogor Diani Budiarto. Menurutnya, hal ini salah satunya disebabkan oleh posisi Kota Bogor yang berdekatan dengan ibukota. Karena mahalnya biaya hidup di Jakarta, para pencari kerja yang sebenarnya berniat ke Jakarta banyak yang 'singgah' terlebih dahulu ke Kota Bogor. Diani juga mengatakan bahwa kesadaran wirausaha masyarakat juga masih kurang sehingga para pekerja masih banyak yang menunggu kesempatan dari pada menciptakan kesempatan.

"Karena itulah, kami akan mencoba meningkatkan kemampuan kewirausahaan tenaga kerja di Kota Bogor melalui pelatihan-pelatihan," ujar Diani dalam workshop Environmental Sustainabel Transportation (EST) pekan lalu. Apalagi, ujar Diani potensi usaha di Kota Bogor sebagai kota jasa sebenarnya tidak kecil.

Ia juga menuturkan bahwa Pemkot Bogor akan melakukan upaya-upaya pemberdayaan ekonomi keluarga miskin untuk mengatasi masalah pengangguran ini.Upaya tersebut menurut Diani adalah untuk mengurangi tingkat penganggur tak terlatih dan tak terdidik.c82/fif


http://www.republika.co.id/berita/46465/Lima_Ribu_Lebih_Sarjana_di_Kota_Bogor_Mengangg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar