Sinar Harapan
Kuala Lumpur – Pemerintah Malaysia tidak akan menoleransi penganiayaan TKI yang dilakukan warga ataupun aparat Malaysia. Hal ini dinyatakan Perdana Menteri Malaysia Datuk Najib Tun Razak saat bertemu dengan sejumlah wartawan Indonesia, termasuk wartawan SH, Sjarifuddin, di Kantor Perdana Menteri, Putrajaya, Kuala Lumpur, Selasa (7/4) pagi. "Kami telah dan akan menindak tegas bila hal itu terjadi," kata Najib.
Dalam kesempatan yang sama, Najib juga menyatakan akan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika dua kepala pemerintahan itu menghadiri pertemuan puncak ASEAN+3 di Pattaya, akhir minggu ini.
Tidak ada persoalan mendesak di antara kedua negara, namun Najib mengisyaratkan bahwa masalah resesi ekonomi global dan pengaruhnya terhadap kedua negara serta isu tenaga kerja dapat menjadi perhatian.
Sehubungan dengan itu, investasi dan integrasi ekonomi kedua negara perlu dikembangkan lagi. "Investasi harus dua arah. Artinya Malaysia akan menyambut baik investasi Indonesia, sebagaimana yang telah dilakukan dalam pembangunan hotel di Kuala Lumpur dan Langkawi oleh pengusaha Indonesia," kata Najib.
Kedua negara juga perlu mengembangkan investasi strategis, misalnya dalam sektor tenaga listrik. Bila Indonesia mengembangkan proyek tenaga listrik di Kalimantan, maka tenaga listriknya dapat disalurkan ke Serawak atau bila proyek tenaga listrik dibangun di Sumatera dapat disalurkan ke Malaysia.
Datuk Najib juga menyatakan minatnya untuk meningkatkan hubungan antargenerasi muda di kedua negara agar saling memahami dalam berbagai bidang.
Dikatakannya, dia pernah merintis kerja sama ini semasa menjadi ketua pemuda UMNO.
Dalam kesempatan yang sama, Najib juga mengungkapkan bahwa Presiden Yudhoyono telah menghubunginya dua hari lalu untuk mengucapkan selamat atas pengangkatannya sebagai perdana menteri, serta ingin agar hubungan kedua negara semakin akrab dan mencapai kemajuan dalam segala bidang.
Perdana Menteri Malaysia juga menyambut baik keinginan Presiden Yudhoyono agar hubungan pribadi kedua pihak terus ditingkatkan, sehingga jika ada masalah di antara kedua negara, persoalan itu akan dibahas secara pribadi terlebih dahulu.
Berkaitan soal resesi ekonomi dunia, Najib mengatakan hal itu mempengaruhi perekonomian Malaysia. Untuk itu pemerintah meluncurkan paket rancangan kedua hingga perusahaan-perusahaan Malaysia tidak mengurangi jumlah tenaga kerja lokal maupun TKI. Selain itu, pemerintahnya juga menurunkan ongkos pendaratan pesawat bagi perusahaan penerbangan Indonesia yang mendarat di berbagai bandara di Malaysia.
"Kita harapkan pemerintah Indonesia juga bertindak serupa," kata Najib.
Datuk Seri Najib Tun Razak diambil sumpahnya sebagai perdana menteri di hadapan Yang Dipertuan Agung Tuanku Mizan Zainal Abidin di Istana Negara, Jumat (3/4). Najib menjadi perdana menteri Malaysia keenam setelah Tunku Abdul Rahman, Tunku Abdul Razak, Husein Onn, Mahathir Mohammad dan Abdullah Badawi.
Najib menghadapi tugas berat karena pertumbuhan ekonomi Malaysia tahun ini turun 1 persen akibat dipengaruh krisis ekonomi dunia serta masalah etnis. Najib juga diduga akan sangat dipengaruhi perdana menteri terdahulu Mahathir Mohammad.
Abdullah Badawi mengundurkan diri setelah koalisi Barisan Nasional mengalami kekalahan telak dalam pemilihan pada bulan Maret 2008. Koalisi gagal memperoleh mayoritas dua pertiga suara di parlemen untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir, yakni dari 222 kursi di parlemen, 82 di antaranya dikuasai oposisi. Selain itu, UMNO kehilangan kekuatan mayoritas di lima negara bagian.
Kekalahan itu disebabkan beralihnya dukungan suara etnis China dan India kepada pemimpin oposisi Anwar Ibrahim. Kedua etnis berupaya melawan kebijakan yang memberikan keistimewaan kepada suku Melayu di sektor lapangan kerja, pendidikan dan dunia usaha. n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar