Sabtu, 25/04/2009
TKI Disiksa di Singapura
Parwito - detikNews
Kebumen - TKW korban penganiayaan majikanya, Eka Triyulianti yang bekerja sebagai PRT di Singapura datang di RSU PKU Muhammadiyah dalam keadaan koma dan mengalami luka parah. Tulang belakangnya patah dan remuk.
"Dilihat dari lukanya, korban yang datang kesini dua hari lalu mengalami kompresi atau patah tulang paling banyak di bagian tulang belakang akibat benturan keras berkali-kali. Sehingga tulang belakang korban mengalami kompresi (semi remuk), tegas dokter RSU PKU Muhammadiyah Kebumen, Kartika Saridewi, yang mengawasi dan memeriksa korban kepada detikcom, Sabtu (24/4/09) di ruang kerjanya.
Selain luka tulang belakang yang cukup parah, leher korban juga mengalami penyempitan dan perusakan saluran pernafasan. Sebab, koma berkepanjangan korban mengakibatkan korban harus mendapat pertolongan pernafasan lewat leher dan kemudian masuk ke tenggorokan.
"Alat bantu pernafasan yang menurut pengakuan orangtuanya dipasang dari Singapura sampai ke Indonesia inilah yang membuat korban mengalami kerusakan saluran pernafasan di leher dan tenggorokanya," tegas Saridewi.
Untuk kesembuhan, dokter Sari tidak dapat memastikan bisa dalam waktu berapa lama korban bisa sembuh total. Selain kondisi fisik, kondisi kejiwaan korban menurut Saridewi lebih penting.
"Saya melihat secara kejiwaan korban sangat trauma dan mengalami tekanan yang sangat besar dari oranglain. Sebab, korban terlihat masih sangat trauma dan sangat berhati-hati bila berdekatan dengan seseorang," tegas Saridewi tadi.
(gah/gah)
TKI Disiksa di Singapura
Parwito - detikNews
Kebumen - TKW korban penganiayaan majikanya, Eka Triyulianti yang bekerja sebagai PRT di Singapura datang di RSU PKU Muhammadiyah dalam keadaan koma dan mengalami luka parah. Tulang belakangnya patah dan remuk.
"Dilihat dari lukanya, korban yang datang kesini dua hari lalu mengalami kompresi atau patah tulang paling banyak di bagian tulang belakang akibat benturan keras berkali-kali. Sehingga tulang belakang korban mengalami kompresi (semi remuk), tegas dokter RSU PKU Muhammadiyah Kebumen, Kartika Saridewi, yang mengawasi dan memeriksa korban kepada detikcom, Sabtu (24/4/09) di ruang kerjanya.
Selain luka tulang belakang yang cukup parah, leher korban juga mengalami penyempitan dan perusakan saluran pernafasan. Sebab, koma berkepanjangan korban mengakibatkan korban harus mendapat pertolongan pernafasan lewat leher dan kemudian masuk ke tenggorokan.
"Alat bantu pernafasan yang menurut pengakuan orangtuanya dipasang dari Singapura sampai ke Indonesia inilah yang membuat korban mengalami kerusakan saluran pernafasan di leher dan tenggorokanya," tegas Saridewi.
Untuk kesembuhan, dokter Sari tidak dapat memastikan bisa dalam waktu berapa lama korban bisa sembuh total. Selain kondisi fisik, kondisi kejiwaan korban menurut Saridewi lebih penting.
"Saya melihat secara kejiwaan korban sangat trauma dan mengalami tekanan yang sangat besar dari oranglain. Sebab, korban terlihat masih sangat trauma dan sangat berhati-hati bila berdekatan dengan seseorang," tegas Saridewi tadi.
(gah/gah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar