skip to main |
skip to sidebar
Indonesia-Malaysia Belum Satu Persepsi Soal TKI
Sabtu, 7 Februari 2009
Yudis Thea Marga Tuasamu - Okezone
JAKARTA - Kerjasama perihal trafficking antara Indonesia dan Malaysia masih cukup sulit terealisasikan. Indonesia dan Malaysia belum dapat menyamakan persepsi untuk memberantas tindak pidana perdagangan manusia ini.
"Kasus ini kan agak kurang menguntungkan bagi Malaysia," ujar Dir I Keamanan dan HubunganTransnasional Mabes Polri, Brigjen Pol Badrudin Haiti, kepada wartawan, Jumat 6 Februari.
Dijelaskan olehnya, TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang ilegal dipekerjakan dan diperlakukan tidak manusiawi di Malaysia. Negeri jiran itu berkilah dan mengatakan kalau TKI tersebut melakukan pelanggaran terhadap keimigrasian karena masuk secara ilegal.
Namun demikian, Indonesia tetap menganggap itu sebagai suatu tindakan eksploitasi dan masuk dalam kegiatan tindak pidana perdagangan manusia.
"Sementara untuk kerja sama harus ada persamaan persepsi, tidak bisa kalau kita saja. Kalau tidak satu persepsi, akan sulit," tegas Badrudin.
Perihal ?Bapak Ayam' atau Samseng di Malaysia, menurut dia, kedatangan Kapolri ke Malaysia beberapa waktu lalu memang ada kemungkinan untuk menjalin kerjasama dengan Malaysia dalam hal ini. Namun, sejauh ini baru ada join statetment saja.
"Join statement sudah, tetapi perlu ada SOP (Standar Operation Procedure), itu yang harus dirumuskan dulu," tutupnya.
Perlu diketahui, kepolisian ,menemukan modus penjualan orang disertai penculikan dalam pengiriman kasus TKI ilegal asal Lampung dan sekitarnya yang dipaksa untuk menjadi pekerja seks di Kuching, Sarawak beberapa waktu lalu.
Kasus tersebut terungkap setelah salah satu korban berinisial SS melarikan diri dan melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polsek Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. (nov)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar