SAMARINDA, SELASA — Guru besar pertanian pada Universitas Mulawarman, Samarinda, Rianto mengemukakan bahwa kecukupan konsumsi pangan Kalimantan Timur masih rawan. Provinsi ini cuma mampu memenuhi empat dari 14 komoditas yang diperlukan untuk ketahanan pangan.
Rianto mengemukakan itu di Samarinda, Selasa (3/3). "Lewat suatu rumus, kecukupan pangan terpenuhi bila daerah mampu menyediakan sumber pangan berkarbohidrat, berprotein nabati, berprotein hewani, dan bervitamin serta mineral," katanya.
Sumber pangan berkarbohidrat yaitu beras, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. Sumber protein nabati ialah kacang tanah, kacang hijau, kedelai, dan minyak goreng. Sumber protein hewani ialah daging, telur, ikan, dan susu. Sumber vitamin dan mineral ialah sayur-sayuran dan buah-buahan.
Rianto menghitung bahwa Kaltim cuma mampu menyediakan sumber pangan dari komoditas
ubi kayu, ubi jalar, ikan, dan buah-buahan. Yang tidak bisa menyediakan sama sekali ialah susu. Yang ketersediaannya separuh dari kebutuhan ialah kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan telur.
Khusus untuk beras, menurut Rianto, dihasilkan angka 107. Angka ini mencerminkan bahwa Kaltim sebenarnya sudah masuk dalam kategori swasembada beras. Dengan konsumsi 300 gram beras per orang per hari, seluruh masyarakat Kaltim berdasarkan penghitungan terpenuhi kebutuhannya.
Namun, lanjut Rianto, angka 107 tadi belum aman. Angka yang aman adalah 115. Artinya, beras yang ada di Kaltim idealnya 402.000 ton. Angka ini didapat dari kebutuhan warga yang 350.000 ton per tahun ditambah 15 persennya. "15 persen ini untuk mengantisipasi sulitnya pangan akibat bencana alam," kata Rianto.
Menurut Rianto, daerah-daerah yang patut menjadi perhatian yakni perkotaan, Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Tarakan. Perkotaan tidak mampu menyediakan lahan untuk pertanian tanaman pangan sehingga kecukupannya nyaris selalu dipasok daerah lain.
BRO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar