07 April 2009

Care Internasional Harus Bertanggung Jawab

Biskuit Bantuan UN WFP Bermasalah


06 April 2009


Sinar Harapan


Kupang - Ribuan dus biskuit gratis bantuan United Nations World Food Programme (UN WFP) yang disalurkan Care Internasional di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk ratusan sekolah dasar (SD) di 17 kecamatan, diduga bermasalah. Pasalnya, ribuan dus biskuit itu diduga berisi pisau silet (pisau cukur), jarum pentul, kaca beling, anakan hekter (staples) dan batu kerikil.


Lima murid di Kecamatan Insana hampir menjadi korban biskuit ini. Kasus ini sedang dalam penanganan aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Insana. Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) TTU, AKBP Adi Wibowo, yang dikonfirmasi SH melalui Kasat Reskrim Polres TTU Iptu Eko Mei Probo Cahyono membenarkan hal itu.


"Memang benar ditemukan beberapa bungkus biskuit berisikan pisau silet, anakan hekter dan jarum pentul. Biskuit itu bantuan WFP bagi ratusan sekolah dasar di TTU yang disalurkan melalui Care Internasional, barang bukti berupa beberapa bungkus biskuit dan silet serta jarum pentul sudah diamankan," kata Eko.


Bupati TTU Gabriel Manek ketika dihubungi SH, Senin (6/4) pagi, menegaskan Care Internasional harus bertanggung jawab terhadap kasus ini dan jangan "cuci tangan". Hal ini sudah menyangkut kredibilitas dan mencegah jatuhnya korban. "Saya tidak mengira biskuit untuk perbaikan nutrisi dan gizi balita, justru hampir menelan korban jiwa. "WFP harus memberi penjelasan secara transparan, dengan begitu bisa diketahui akar permasalahan kasus pembagian biskuit gratis tersebut. Saya minta agar WFP memberikan jaminan kepada pemerintah dan masyarakat TTU," paparnya.


Kepala SD Katolik Kiupukan I Lazarus Tefa kepada wartawan membenarkan bahwa di sekolahnya ada empat murid yang nyaris jadi korban menelan benda asing berbahaya yang terdapat dalam bungkusan biskuit itu. "25 Maret 2009, dua murid yaitu Adrianus Naisanu dan Stefanus Neno Naisanu, nyaris menelan pisau silet dan dua batang jarum pentul yang terselip di antara beberapa lempeng biskuit," kata Tefa.


Tefa mengatakan, 26 dan 27 Maret lalu, dua murid perempuan Dorce Nabu dan Irene Naihely nyaris menelan pisau silet dan anakan hekter yang terdapat di dalam biskuit.
(philip matias giri)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar