07 April 2009

PHK Bakal Meningkat di Kuartal Kedua

Republika Newsroom
Senin, 06 April 2009

JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai lonjakan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Kuartal II tahun 2009 ini, karena dampak krisis keuangan dunia semakin parah. Kadin memperkirakan lonjakan pemutusan hubungan kerja pada periode itu terjadi pada industri manufaktur yang terus terpuruk, baik produksi maupun ekspornya.

Pada laporan per bulan Desember 2008 saat Munas Kadin V lalu, Kadin mengeluarkan prediksi jika jumlah pekerja atau buruh yang terkena PHK selama tahun 2009 hingga 2010 mencapai 200 ribu pekerja alias mereka menjadi pengangguran baru di Indonesia.

''Perkiraan kami, kinerja sektor manufaktur akan terpuruk pada kuartal kedua tahun ini. Harapan kami sih mudah-mudahan tidak terjadi," tandas Ketua Umum Kadin, MS Hidayat, usai pertemuan dengan Menkominfo M Nuh, di Kantor Menara Kadin, Jakarta, Senin siang (6/4).

Kendati begitu, diluar sektor manufaktur, menurut Hidayat, sektor lain seperti industri makanan dan minuman (mamin), sektor agribisnis dan meubel atau furniture masih bertumbuh dengan baik.

Sektor mamin justru menerima peningkatan order sekitar 20 persen dan tertolong akibat pelaksanaan Pemilu Legislatif dan dilanjutkan Pemilu Presiden. Sektor agribisnis mulai mengalami denyut kembangkitan, setelah harga komoditas unggulan terpuruk.

Sedangkan khusus perkembangan industri furniture, masih akan tetap bagus pertumbuhannya meski harga harus dikoreksi pasar. "Karena daya beli masyarakat sedang menurun, furniture harus rela harganya diturunkan juga," katanya.

Lebih lanjut, Hidayat memperkirakan ekspor akan turun hingga 50 persen akibat perlambatan ekonomi global. Perlambatan semakin terasa di kuartal kedua. Hanya saja, setelah melelalui kuartal kedua atau memasuki kuartal ketiga, Kadin berharap kondisi akan membaik atau semakin pulih.

Selanjutnya, setelah dampak badai krisis selesai, Hidayat menerangkan, pemerintah perlu untuk melakukan restrukturisasi manufaktur. "Kadin akan minta pemerintah untuk melakukan restrukturisasi dengan memprioritaskan industri pengolahan, bukannya ekspor bahan mentah," ujar Hidayat. - zak/ahi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar