SOLO, KOMPAS.com — Sedikitnya 30.000 orang mendaftar lowongan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Korea Selatan. Hingga akhir masa pendaftaran 5 April mendatang, diperkirakan akan ada 50.000 pendaftar.
Program yang diberi nama Employment Permit System-Korean Language Test (EPS-KLT) ini digelar oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dengan Human Resources Development (HRD) Korea bekerja sama dengan perguruan-perguruan tinggi di enam kota.
Pendaftaran dibuka sejak 30 Maret lalu dan digelar di enam kota secara serentak, yakni Solo (Universitas Muhammadiyah Surakarta), Jakarta (Universitas Pancasila), Cirebon (STAIN), Makassar (Universitas Hasanuddin), Mataram (IKIP Negeri), Surabaya (Universitas 17 Agustus 1945).
"Jumlah 30.000 itu yang sudah membayar biaya pendaftaran di bank hari Senin dan Selasa saja. Data hari Rabu dan Kamis belum kami hitung. Kebanyakan berasal dari Jawa. Untuk Makassar dan Mataram, perkiraan kami jumlahnya masing-masing hanya 1.000 pelamar saja sampai akhir pendaftaran. Ini karena belum banyak contoh di kampung mereka yang pergi menjadi TKI ke Korsel," kata Kepala Subdirektorat Penyiapan Penempatan BNP2TKI Harris Nainggolan di sela-sela pendaftaran yang digelar di GOR Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kamis (2/4).
KOMPAS Sri Rejeki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar