03 Juni 2009

Jenasah TKI Asal Blitar, Tiba di Juanda

Rabu, 03 Juni 2009


TEMPO Interaktif, Sidoarjo: Korban runtuhan renovasi gedung Jaya Super market, Petaling Jaya, Malaysia tiba di bandar udara internasional Juanda. Tenaga kerja Indonesia dari Blitar itu bernama Anwarudin asal Bendowo, Desa Pawangrejo Kecamatan Wonodadi, Blitar.

Jenasah anwarudin tiba di bandar udara juanda pukul 10.50 dengan menggunakan pesawat Malaysia Airlane MM 871di terbangkan langsung dari kuala lumpur. Berdasarkan keterangan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BPNP2TKI), Anwarudin sudah bekerja di Malaysia selama 20 tahun.

Edy, sekretaris utama BPNP2TKI, mengatakan Anwarudin menjadi korban tertimbun reruntuhan bangunan renovasi Jaya Supermarket. "Bangunan itu kurang lebih berumur 30 tahun"katanya pada Rabu 3 juni 2009.

Seperti prosedur sebelumnya atas tiga jenasah yang datang sebelumnya melaui bandar udara Juanda, korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga saat tiba di bandara. Edy juga mengatakan sebagai bentuk kepedulian pemerintah, pihak BPNP2TKI akan memberikan santunan kepada keluarga korban senilai Rp 10 juta.

Santunan yang sama juga akan diberikan tiga korban lain, yang masih perlu membutuhkan identifikasi, yaitu Rouf, Mad Daib dan Fauzan yang jasadnya tidak utuh, pada peristiwa tersebut. "Ini merupakan pengorbanan pahlawan devisa" kata Edy.

Untuk hak-hak lain korban, Ia mengatakan akan mengupayakan kepada pihak kontraktor."korban wajib mendapatkan asuransi," ucap Edy.

Hadiyanto, kakak Anwarudin, mengatakan, Ia juga meminta asuransi hak korban kepada pihak kontraktor dan pemerintah Malaysia." Sampai saat ini keluarga belum mendapatkan penjelasan mengenai hal ini," kata Hadiyanto.

Ia juga menjelaskan, selain mendapat santunan dari Badan Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia, juga dari Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur, memberikan santunan senilai Rp 5 juta.

Suryono, korban selamat, warga Kebon Agung, Pacitan, mengatakan, saat kejadian ia bersama 10 orang berada di lantai bawah, saat gedung berlantai lima itu runtuh. Ia mengatakan, begitu bongkaran tembok bangunan runtuh, saya langsung lari sembunyai di lorong. Sedangkan teman saya yang lain tidak terlihat dalam tumpukan runtuhan. "Termasuk Masykur, yang masih saudara" kata Suryono.

SONY WW


Tidak ada komentar:

Posting Komentar