BATAM, KOMPAS.com - Puluhan tenaga kerja Indonesia (TKI) bermasalah yang ditampung Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru meraup ratusan ringgit karena bekerja sebagai pelipat kertas suara.
"Ini berkah pemilu untuk kita," kata TKI asal Cengkareng, Suhartini saat akan dipulangkan KJRI di Batam, Selasa 30/6).
Ia mengatakan KJRI mempekerjakan puluhan TKI bermasalah yang ditampung untuk melipat suara pemilu legislatif dan presiden, dengan upah 25 ringgit per hari. "Saya bekerja delapan hari, lumayan dapat 200 ringgit," kata dia.
Uang itu, akan dipergunakan sebagai bekal pulang kampung. "Dari pada tidak bawa duit sama sekali, malu sama keluarga," kata dia.
Hal senada dikatakan TKI asal Malang Yayuk Hartinah yang menyatakan pemilu mendatangkan berkah untuk sejumlah TKI bermasalah. "Apalagi, gaji kita dari majikan belum keluar, kita butuh uang pegangan," kata dia.
Berbeda dengan Suhartini, Yayuk, yang ditampung selama enam bulan ikut melipat kertas suara untuk pemilihan legislatif. "Lebih enak saat Pemilu legislatif karena kertas suaranya banyak, uang yang didapat juga lebih besar," kata dia.
Ia menyatakan selain mempekerjakan TKI bermasalah yang ditampung, KJRI juga menggunakan tenaga TKI yang bekerja di pabrik-pabrik. "Orang yang bekerja di kilang, melipatnya malam, jadi bergantian," kata dia.
30 Juni 2009
TKI di Malaysia Jadi Pelipat Kertas Suara Pemilu
Selasa, 30 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar