25 Juni 2009

TKW Asal Bandung Tewas Terbakar di Arab

Kamis, 18 Juni 2009
Okezone.com

BANDUNG - Rentetan musibah yang menimpa tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia seperti tidak ada hentinya. Kini giliran TKW asal Bandung diduga tewas terbakar di Riyadh, Arab Saudi, pada Mei lalu.

Jenazah Antin Suprihatin (34) hingga kini belum sampai ke rumah keluarganya di kawasan Jalan Simpang Tiga, RT 03/06, Kelurahan Derwati, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung.

Keluarga Antin di Bandung mengaku syok ketika mendapat kabar kepergian ibu tiga anak itu. Menurut ibu kandung almarhum, Karmini (62), anak pertamanya itu mulai bekerja di Riyadh dua tahun lalu. "Padahal empat bulan lagi mau pulang ke Indonesia dan sedang mengurus kepulangannya melalui PJTK Gapura Duta Persada di Jalan Munggang, Jakarta Timur," ungkap Karmini kepada wartawan, Kamis (18/6/2009).

Dijelaskannya, kepergian Antin didasari karena suaminya yang harus mencari nafkah tersebut tega meninggalkannya saat anak ketiganya lahir. Suaminya bernama Henhen malah pergi tanpa jejak, dan Antin pun berusaha untuk menafkahi ketiga anaknya yaitu Wily Hendriansyah (11), Yoga Permana Putra (6), dan Karina Puspita Ayu (4,5).

Antin pun kemudian menjadi TKW di Riyadh dan bekerja di rumah majikannya, Fahad Iyadah Al Syamri. Namun kabar duka itu muncul setelah PT Gapura Duta Persada yang menjadi penyalur Antin pada 7 Juni datang ke rumahnya. "Mereka datang membawa surat-surat dari KBRI Riyadh yang menyatakan Antin meninggal terbakar di sana," ungkap Karmini.

Diungkapkan Karmini, pihak KBRI memberitahukan bahwa Antin meninggal pada 24 Mei lalu dengan luka bakar. Bahkan, pihak Riyadh menyatakan bila dua bulan tidak ada konfirmasi dari keluarga di Indonesia maka jenazahnya akan dikuburkan di Riyadh.

Karmini berharap jasad anaknya segera dibawa pulang ke Indonesia dan dimakamkan di tanah kelahirannya. "Saya ingin jasadnya dibawa ke sini dan dimakamkan di sini," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Bahkan sejak Antin bekerja di Riyadh, Karmini tidak tahu anaknya tersebut digaji berapa oleh majikannya. "Dia sama sekali belum pernah mengirimkan uang gajinya ke Indonesia, maka kami pun berharap kepada KBRI di Riyadh untuk membantu memperjuangkan hak almarhum selama kerja disana," harapnya.

Ketiga anaknya yang maish berusia kecil tersebut tidak tahu ibunya meninggal secara mengenaskan. Hanya saja putri paling kecilnya, Karina selalu menanyakan ibunya yang sudah lama berpisah dengannya itu. "Bahkan kalau malam dia suka nanya kapan ibunya pulang," ujar Karmini. Namun dirinya bingung bagaiman menjelaskannya kepada anak-anak mereka. Keluarga meminta pihak berwenang menyelidiki kasusnya tersebut. (Yugi Prasetyo/Koran SI/teb)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar