Jumat, 19/06/2009
Samsul Hadi - detikSurabaya
Blitar - Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Klemunan, Kecamatan Wlingi, Blitar, Sumasri (45) yang bekerja di Malaysia selama 15 tahun disiram air panas di bagian punggung dan kaki, tanpa sebab oleh kerabat majikannya.
Aksi kekerasan yang dialami Sumasri terjadi sekitar 4 bulan lalu, di rumah majikannya Athung di Selangor, Malaysia. Namun sayang waktu pastinya, dia tidak bisa kembali mengingatnya. Pelakunya adalah kerabat majikannya yang masih bersekolah setingkat SMP.
"Yang jelas sejak menjadi korban kekerasan tersebut, Ibu Sumasri sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Selangor dan untuk menutupi kejadian itu dia dipulangkan oleh majikannya," kata anggota Divisi Advokasi Migran Care Jakarta Nurharsono, saat mendampingi kepulangan Sumasri ke kampung halamannya, Jumat (19/6/2009).
Akibat dari penyiksaan tersebut, Sumasri masih shock berat. Bahkan saat pulang ke kampung halamannya dia tidak langsung menuju ke rumahnya, melainkan di rumah anaknya di Dusun Ngadenan, Desa Tegal Rejo, Kecamatan Selopuro.
Kondisi shock berat yang dialami Sumasri juga tampak dari raut wajahnya, saat pertama kali menginjakkkan kaki di rumah anaknya. Dengan mengenakan pakaian motif garis-garis kecil warna gelap, Sumasri menunjukkan wajah murung.
"Saya mohon teman-teman bisa memaklumi kondisi beliau yang masih depresi. Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai kejadian yang menimpanya, mungkin cukup saya yang menjawabnya," ujar Nurharsono.
Meski demikian, setelah dituntun berbicara oleh Nurharsono, Sumasri akhirnya bersedia berbicara terkait kejadian yang menimpanya. Menurutnya, kejadian itu dialami tanpa mengetahui apa kesalahan yang dilakukannya.
"Saat itu saya dipanggil ke dapur dan langsung disiram air mendidih. Saya sendiri tidak tahu apa kesalahan yang saya lakukan," ungkap Sumasri dengan nada lirih dan terbata-bata.
Sejak kejadian tersebut, Sumasri mengaku langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun saat luka yang dideritanya mulai mengering, dia langsung dipulangkan dengan hanya diberikan tiket dan uang saku secukupnya.
"Gaji saya masih ada tersisa di sana dan saya minta dibayarkan kalau memang saya tidak dipekerjakan lagi," imbuhnya.
(fat/fat)
Samsul Hadi - detikSurabaya
Blitar - Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Klemunan, Kecamatan Wlingi, Blitar, Sumasri (45) yang bekerja di Malaysia selama 15 tahun disiram air panas di bagian punggung dan kaki, tanpa sebab oleh kerabat majikannya.
Aksi kekerasan yang dialami Sumasri terjadi sekitar 4 bulan lalu, di rumah majikannya Athung di Selangor, Malaysia. Namun sayang waktu pastinya, dia tidak bisa kembali mengingatnya. Pelakunya adalah kerabat majikannya yang masih bersekolah setingkat SMP.
"Yang jelas sejak menjadi korban kekerasan tersebut, Ibu Sumasri sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Selangor dan untuk menutupi kejadian itu dia dipulangkan oleh majikannya," kata anggota Divisi Advokasi Migran Care Jakarta Nurharsono, saat mendampingi kepulangan Sumasri ke kampung halamannya, Jumat (19/6/2009).
Akibat dari penyiksaan tersebut, Sumasri masih shock berat. Bahkan saat pulang ke kampung halamannya dia tidak langsung menuju ke rumahnya, melainkan di rumah anaknya di Dusun Ngadenan, Desa Tegal Rejo, Kecamatan Selopuro.
Kondisi shock berat yang dialami Sumasri juga tampak dari raut wajahnya, saat pertama kali menginjakkkan kaki di rumah anaknya. Dengan mengenakan pakaian motif garis-garis kecil warna gelap, Sumasri menunjukkan wajah murung.
"Saya mohon teman-teman bisa memaklumi kondisi beliau yang masih depresi. Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai kejadian yang menimpanya, mungkin cukup saya yang menjawabnya," ujar Nurharsono.
Meski demikian, setelah dituntun berbicara oleh Nurharsono, Sumasri akhirnya bersedia berbicara terkait kejadian yang menimpanya. Menurutnya, kejadian itu dialami tanpa mengetahui apa kesalahan yang dilakukannya.
"Saat itu saya dipanggil ke dapur dan langsung disiram air mendidih. Saya sendiri tidak tahu apa kesalahan yang saya lakukan," ungkap Sumasri dengan nada lirih dan terbata-bata.
Sejak kejadian tersebut, Sumasri mengaku langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun saat luka yang dideritanya mulai mengering, dia langsung dipulangkan dengan hanya diberikan tiket dan uang saku secukupnya.
"Gaji saya masih ada tersisa di sana dan saya minta dibayarkan kalau memang saya tidak dipekerjakan lagi," imbuhnya.
(fat/fat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar