Selasa, 30 Juni 2009
Banyumas, Kompas - Pemerintah Kabupaten Banyumas menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Malaysia. Kebijakan itu sebagai tindak lanjut langkah pemerintah pusat untuk menghentikan pengiriman TKI ke Negeri Jiran itu. Hal itu berlaku bagi mereka yang bekerja di sektor informal seperti pembantu rumah tangga.
Kepala Bidang Penempatan Perluasan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Banyumas Teguh Budi, Senin (29/6), mengatakan, sektor formal masih diizinkan.
"Kami mengikuti instruksi pemerintah pusat untuk menghentikan pengiriman TKI sambil menunggu hasil nota kesepahaman dengan pemerintah Malaysia mengenai TKI ini," kata Teguh.
Adanya langkah tersebut, calon TKI dari Banyumas yang akan ke Malaysia untuk menjadi pekerja informal tidak dilayani pengurusan proses perizinannya sementara oleh Disnakertrans setempat. Mereka diarahkan untuk bekerja di negara lain selain Malaysia seperti Hongkong, Singapura, Taiwan, atau Arab Saudi.
Namun, hingga Senin Disnakertras Banyumas belum menerima pemberitahuan resmi dari pemerintah pusat perihal penghentian pengiriman TKI ke Malaysia untuk sektor informal itu. Mereka baru menerima surat dalam bentuk faksimile tentang pelarangan pemberangkatan TKI di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jakarta.
"Surat itu kurang jelas karena tulisannya kabur," kata Budi.
Tunggu surat
Purbalingga hingga kini belum menghentikan pengiriman TKI ke Malaysia, termasuk pekerja sektor informal. Mereka masih menunggu surat pemberitahuan resmi dari pemerintah pusat mengenai hal itu.
"Kami menanyakan hal itu ke Pemerintah Provinsi Jateng dan katanya diizinkan dulu sebelum ada surat resmi. Sejauh ini, kami baru tahu pengumumannya di media massa," kata Kepala Disnakertrans Purbalingga Agus Winarno.
Malaysia adalah negara tujuan yang paling banyak diminati TKI di Banyumas dan Purbalingga. Hingga April, jumlah TKI dari Banyumas ke Malaysia tercatat 291 orang, sedangkan tahun 2008 858 orang. Jumlah tersebut hampir sepertiga dari total TKI asal Banyumas yang bekerja di negara asing yang berjumlah 2.658 orang, di antaranya ke Arab Saudi, Singapura, Hongkong, dan Taiwan.
Di Purbalingga, jumlah TKI ke Malaysia tidak lebih dari 100 orang per tahun. Jumlah tersebut lebih kecil dibanding pengiriman dari kabupaten lainnya karena banyak sentra usaha kecil di kabupaten tersebut. Hal itu membuat minat bekerja warga Purbalingga ke negara asing tidak sebesar warga di kabupaten sekitarnya seperti Banyumas, Cilacap, dan Banjarnegara. (HAN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar