03 Juni 2009

Diraba Kemaluannya, TKI Berontak dan Lari

Jumat, 29 Mei 2009

BATAM, KOMPAS.com Riayah (33), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kendal, akhirnya melarikan diri dari majikan tempat kerjanya. Riayah nekat melarikan diri karena menghindari dari percobaan perkosaan yang dilakukan majikan itu.

Selama tiga bulan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah warga keturunan China di Jalan Mawar Nomor 1, Pasir Gudang Johor Bahru Malaysia, sudah tiga kali akan diperkosa majikan. Begitu juga kisah Sandrawati Ayu, TKI dari Kalimantan Barat mengaku sempat seminggu disekap di dalam kamar.

Awalnya pertama kerja sebagai pembantu rumah tangga, Riayah menganggap majikannya itu adalah orang yang baik dan mau membimbingnya selama berkerja.

Namun saat malam tiba dan sedang tidur, majikannya ini diam-diam berusaha masuk ke kamar tidurnya. Tanpa diketahui anggota keluarga lain, majikannya ini berusaha mencoba memperkosanya setiap saat.

Namun, usaha majikanya itu selalu gagal karena Riayah sering sadar dari tidurnya dan memberontak saat dipaksa melayani nafsu majikannya itu.

"Malam-malam dia datang ke kamar saya, memegang kemaluan saya, saya langsung berontak dan menendangnya sehingga anggota keluarga lainnya bangun dan percobaan perkosaan tidak jadi dilakukan," ujarnya yang ditemui di penampungan sementara Dinas Sosial Batam, Kamis (28/5).

Maret lalu, Riayah nekat melarikan dari dari rumah majikannya itu dan selanjutnya dia langsung ditolong warga setempat dan dibawa ke Konjen RI Johor Barhu. Dari Konjen RI ini, Riayah bersama 11 TKI lainnya dipulangkan ke Indonesia melalui Batam.

Tidak hanya Riayah yang lari dari majikan, hal serupa juga dialami Rusniyati (19), bukan karena mau diperkosa majikan tetapi gajinya tidak dibayar selama delapan bulan bekerja.

Rusniyati yang bekerja di salah satu restoran mengaku kalau gajinya selama bekerja tidak pernah dibayar. Tidak itu saja, Rusniyatin juga sering dipukul oleh majikan jika malas bekerja dan meminta gajinya.

"Saya sering dipukul bahkan kepala saya sering dibenturkan ke tembok, kalau saya sedang malas kerja atau sakit. Jika saya menanyakan gaji kapan dibayar, langsung saja saya dimarahi dan dipukul," ujarnya.

Disebutkan, jika terlambat datang dan lambat membuat air minum pesanan tamu atau mengantarkan makanan, dirinya kerap dimarahi bahkan di depan tamu yang sedang makan. Tidak itu saja, perlakuan kasar juga ditunjukkan kepada pengunjung restoran tempat dia bekerja.

Sementara Sandrawati Ayu, TKI asal Kalimantan Barat (Kalbar), mengatakan, ia terpaksa kabur dengan memanjat dinding rumah setelah disekap majikan selama seminggu. "Ada satu minggu saya dikunci dalam kamar," papar Sandra, yang ke Malaysia hanya bermodalkan paspor.

Muhammad Hassan (60) juga minta dipulangkan ke Indonesia karena ditelantarkan istri. Hassan ditelantarkan istri yang berkewarganegaraan Malaysia setelah jatuh miskin.

Saat ditemui, ia tidak dapat berkomunikasi sempurna. Matanya pun tidak dapat melihat. "Mata saya kabur karena sakit kencing manis," kata Muhammad Hassan.

Menurut staf KJRI Johor Bahru, Andrianto, kebanyakan TKI yang dipulangkan itu memiliki masalah dengan majikan dan melarikan diri dari rumah majikan. (bur)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar