| Rabu, 24 Juni 2009 |
| JAKARTA, BK Lebih dari 90 izin trayek angkutan umum di Jakarta terancam dicabut. Pasalnya, perusahaan angkutan yang mengantongi izin tidak menggunakannya secara optimal. Berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI, izin trayek yang terancam dicabut terdiri atas trayek bus reguler, patas non AC, patas AC, bus sedang seperti Kopaja, Metromini, dan bus kecil seperti KWK. Misalnya, Patas AC-12 Pulogadung-Lebakbulus milik Perum PPD, Patas-5 Pulogadung-Kota milik PT Mayasari Bakti, T-40 Pulogadung-Pulojahe milik PT Metromini, dan S-17 Lebakbulus-Depok milik Koperasi Wahana Kalpika (KWK). Kepala Bidang Angkutan Darat Dishub DKI Hendah Sunugroho menjelaskan, pemegang izin trayek dianggap tidak optimal menggunakan izinnya. Malahan ada yang sama sekali tidak menggunakan. Ada pula yang menggunakan izinnya, tapi jumlah armada tidak sesuai. Sayangnya, data tentang izin trayek mana saja yang tidak digunakan dan yang armadanya kurang tidak dijelaskan secara rinci. Menurut Hendah, saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan ulang. "Sesuai prosedur, sebelum trayek dicabut harus diberi peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Sebelum pencabutan akan kita bekukan lebih dulu selama satu higga tiga bulan. Jika dalam kurun waktu itu pengusaha tetap tidak memperlihatkan niat baik, trayek langsung dicabut," katanya. Hendah menyebutkan, peringatan pertama sudah dilayangkan pada 31 Maret lalu kepada 13 perusahaan dengan izin trayek 96. Perum PPD sebanyak 32 trayek, Steady Safe (29), dan PT Mayasari Bakti (10). Peringatan kedua diberikan 12 Mei lalu. Meski jumlah perusahaan yang diperingatkan tetap 13, namun jumlah izin trayek yang pelaksanaannya harus dioptimalisasi tinggal 93, karena yang tiga trayek telah memenuhi ketentuan. "Untuk peringatan ketiga, kita belum tahu berapa trayek yang harus diingatkan untuk dioptimalisasi. Tapi kami yakin kisarannya masih di angka 90-an," imbuhnya. Ke-13 perusahaan tersebut adalah Perum PPD, PT Mayasari Bakti, dan Steady Safe, Bianglala Metropolitan, Agung Bakti, Metromini, Kopaja, Koantas Bima, Kopami Jaya, Jewa Dian Mitra, dan KWK. Sebelumnya, saat launching peremajaan 100 armada bus PT Mayasari Bakti pada 15 Juni 2009, Asisten Direksi PT Mayasari Bakti Arifin Azhari mengaku, saat ini pengusaha angkutan di Jakarta sedang dalam keadaan hidup segan matip tak mau. Pasalnya, beroperasinya busway sejak 2004 membuat jumlah penumpang turun drastis dan kemacetan yang tiap hari melanda Jakarta membuat ritase setiap armada turun dari 10 rit/hari, menjadi 5 rit/hari. O rhm |
24 Juni 2009
90 Trayek Angkutan Terancam Dicabut
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar