05 Mei 2009

Aktivis Asia Pasifik Tuntut ADB Ditutup

Sidang Tahunan ADB ke-42

Selasa, 5 Mei 2009 
Nurfajri Budi Nugroho - Okezone
NUSA DUA - Para aktivis ketahanan pangan yang tergabung dalam Asia Pacific Network for Food Sovereignty (APNFS) mendesak penutupan Asian Development Bank (ADB), karena proyek-proyek lembaga multilateral itu dinilai turut menyebabkan kemiskinan dan kelaparan di Asia.


Dalam forum "Reclaiming Water Rights, Reclaiming Food Sovereignty" yang digelar di sela Sidang Tahunan ADB, APNFS menyatakan pinjaman-pinjaman yang dikucurkan ADB untuk irigasi, pengawasan banjir, dan promosi ekspor hasil-hasil panen telah menyebabkan hilangnya pendapatan dan mata pencarian petani dan nelayan miskin. Selain itu juga menyebabkan krisis pangan dan rusaknya lahan dan sumber-sumber air.

Alice Raymundo dari Integrated Rural Development Foundation yang berbasis di Filipina mengatakan, para petani miskin di tiga desa di kota Buenavista, provinsi Agusan del Norte, kini terbelit utang dari proyek ADB Calagayon Communal Irrigation System.

Seluruh proyek dari investasi ADB berjumlah USD58 juta, untuk operasional dan pengelolaan fasilitas. Semenjak 1999, masing-masing petani diwajibkan membayar USD100 per tahun, jumlah yang teramat besar bagi mereka yang hanya berpenghasilan USD600-700 per tahun. Dalam proyek itu, para petani diperkirakan harus membayar sampai 25 tahun.

Midas Saragih dari Fishery Justice Coalition di Indonesia mengatakan, pinjaman ADB untuk sektor perikanan telah menimbulkan kerusakan lingkungan dan memarjinalkan nelayan miskin. Pada 2007, Guiness Book of Record memasukkan Indonesia dalam negara dengan kerusakan hutan mangrove tercepat di dunia.

Sementara Mahbub Hasan dari Coastal Development Partnership di Bangladesh melaporkan bahwa proyek Khulna Jessore Drainage Rehabilitation Project (KJDRP) yang didanai ADB telah menimbulkan efek negatif. Proyek itu telah membuat area seluas 100.000 hektare menjadi daerah banjir permanen. Sejak 2005, lebih dari 100 ribu petani dan nelayan miskin di 144 desa di distrik Khulna, Jessore, dan Satkhira hidup jauh di bawah kelayakan, lantaran lahan, rumah, dan sekolahan mereka terendam air.

ADB telah menyediakan lebih dari USD648 juta dana pinjaman dan pendampingan teknis untuk sektor perikanan dari 1972-2006, di mana USD390 juta masuk dalam proyek utang aquaculture dari 1983-2006.

Untuk diketahui, APNFS merupakan jaringan organisasi petani, organisasi masyarakat pribumi, organisasi perempuan, maupun organisasi masyarakat miskin dan buruh yang concern pada isu-isu kelaparan, ketahanan pangan, reformasi agraria, dan krisis lingkungan. (ade)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar