20 April 2009

Sakur, Rindu Pulang Setelah 50 Tahun di Malaysia Tanpa Dokumen

Sabtu, 18 April 2009


TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur: Setinggi-tinggi burung terbang, akhirnya kembali ke sarang, pepatah ini rupanya sangat tepat disandangkan kepada Sakur (91) warga negara Indonesia yang sudah 61 tahun hidup di Malaysia dan berniat kembali ke tanah air.


Kemarin, Jumat (17/04) Sakur diterima Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Da'i Bachtiar di lobi depan kantor kedutaaan besar Indonesia di Kuala Lumpur untuk menerima ceck out memo dan dokumen kepulangan yang diuruskan oleh Tim Satuan Tugas Pelayanan dan Perlindungan Werga Negara Indonesia (PPWNI).


Dokumen tersebut diperlukan, karena ternyata pria asal Desa Krempyang, Kecamatan Tanjung Anom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, ini tidak memiliki dokumen, baik Indonesia maupun Malaysia.


Kepada Tempo biro Kuala Lumpur, Sakur mengaku mulai masuk Malaysia sejak tahun 1948, atau 9 tahun sebelum Malaysia merdeka.


"Aku minggat dari rumah, karena dipaksa kawin dengan anak saudaranya bapak" tutur
anak pertama dari 7 bersaudara ini.


Pria yang masuk Malaysia melalui Johor ini, selanjutnya menjadi pembalak hutan di
daerah Muara, Johor. "Setelah menjadi penebang kayu, aku diminta orang menjadi tukang urut" tambahnya.


Perjalanan hidup Sakur selanjutnya hidup dari satu mesjid ke mesjid lain. "Banyak
masjid yang sudah aku datangi, mulai dari Johor sampai Kuala Lumpur" imbuh pria yang selalu berjalan kaki ini.


Dua bulan yang lalu, sampailah Sakur di Masjid Sungai Udang daerah Klang, negara
bagian Selangor. Atas keprihatinan dan belas kasihan seorang Tenaga Kerja Indonesia asal Medan bernama Rahmat, akhirnya Sakur ditampung dirumah Rahmat.


"Kami kasihan dengan kondisi beliau yang sudah sepuh, akhirnya warga dan pengurus
Masjid memutuskan untuk mengantar Pak Sakur ke kedutaan, agar diuruskan
kepulangannya" cerita Rahmat yang mendampingi Sakur ke kedutaan.


Diusianya yang cukup senja, Sakur mengaku rindu kepada saudara-saudaranya, terlebih lagi kepada si bungsu Musahid. "Nanti aku akan pulang kerumah Musahid saja," katanya.

Setelah mengurus dokumen kepulangan, Sakur direncanakan akan pulang ke tanah air
hari Minggu, 19 April 2009, atas biaya salah satu stasiun televisi swasta Indonesia.

SAFWAN AHMAD


Tidak ada komentar:

Posting Komentar