08 April 2009

Nasib TKW di Singapura, Menembus Risiko untuk Lepas dari Siksaan Majikan

2009-04-08

Suara Pembaharuan

Susilawati Kusnata (23) tidak mengira keluarga majikannya adalah tukang-tukang pukul yang memperlakukan dirinya dengan tidak manusiawi. Ia mesti bangun pukul 03.30 dini hari untuk membersihkan lantai. Kalau tidak memuaskan, anggota keluarga yang dipanggil Aunty atau tante, akan datang menendangnya dan mengancam akan mengadukannya ke majikan bahwa dia tidur saat kerja.

Wajahnya digosok dengan busa kasar untuk cuci piring. Selama berbulan-bulan, ia diperlakukan penuh kekerasan dari majikan dan keluarganya, termasuk dengan alat-alat dapur. Ibu majikan juga ikut memukulnya. Teng Chen Lian (67) menginjak pahanya, menampar, dan memukul kepalanya. Itu belum cukup, dia didorong sampai jatuh. Perlakuan kasar itu bukan sekali dua kali, tapi setiap hari dialaminya.

Susilawati memilih kabur daripada menahan derita berkepanjangan. "Saya kabur karena kalau tidak, Aunty akan terus mengeluh dan memukuli saya," kata Susilawati (23).

Namun, untuk kabur pun bukan hal mudah. Dia berpikir keras bagaimana cara untuk keluar dari keluarga penyiksa itu. Sampai suatu saat, ia memanfaatkan peluang yang hanya beberapa menit.

Ketika Teng berada di toilet dan orang lain sedang tidur, Susilawati mengendap-endap membuka jendela dapur, kemudian keluar dari apartemen yang berada di lantai lima di kawasan Pasir Ris. Ia turun sampai ke sandaran tembok untuk berpijak di bawahnya. Susilawati bergantung di tiang jemuran, lalu menginjak tempat AC untuk turun ke bawah.

Risiko besar menganga di hadapannya, tetapi ia tak punya pilihan lain. "Sebetulnya saya ngeri, tetapi tidak mau menderita dipukuli oleh majikan. Saya tidak punya pilihan lagi," ujarnya ketika diwawancarai harian The Straits Times, Senin (30/3).

Begitu sampai di bawah dengan selamat, Susilawati lari mencari masjid. Seseorang di masjid menanyai apakah dia disiksa majikan. Susilawati pun menangis menceritakan nasibnya. Seorang pejabat Kedubes RI menjemputnya. Ia kemudian ditampung di Kedubes RI di Singapura.

Kini, bekas majikannya Loke Phooi Ling (38), suaminya, Stanley Kuah Kian Chong (38), dan ibu Loke, Teng, dikenai 41 tuntutan pengadilan. [The Straits Times/Y-2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar