01 April 2009

BLT Bukti Pemerintah Manipulasi Kemiskinan

BLT Bukti Pemerintah Manipulasi Kemiskinan



Oleh
Wishnugroho Akbar

Jakarta - Pembagian bantuan langsung tunai (BLT) merupakan bukti manipulasi klaim pemerintah terhadap penurunan angka kemiskinan. Untuk itu, klaim keberhasilan menurunkan kemiskinan tidak berdasarkan fakta.

Demikian pernyataan Juru Kampanye Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Zannuba Ariffah Chafsoh Wahid (Yenny) dalam kampanye rapat terbuka di Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa (31/3). Kampanye yang dihadiri puluhan ribu massa itu, juga menghadirkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Yenny yang juga putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid ini mengatakan, klaim keberhasilan pemerintah menurunkan angka kemiskinan, menurutnya, tidak lebih dari manipulasi angka yang bertujuan politik dan tidak sesuai fakta. Kenyataannya, kata Yenny, rakyat masih bergumul dengan persoalan kenaikan harga kebutuhan pokok. "Pemerintah bilang kemiskinan turun, tapi turun ke anak cucunya. Dari kakek turun ke cucunya. Kalau kemiskinan turun, kenapa penerima BLT bisa bertambah," kata Yenny yang juga mantan staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sementara itu, Prabowo Subianto dalam kampanyenya menyoroti sistem ekonomi dan kinerja pemerintahan Yudhoyono-Kalla. Menurut Prabowo, pemerintah hanya bisa berutang kepada negara asing dan lembaga keuangan internasional.
"Pemerintah bisanya tiap tahun hanya meminjam uang, berutang. Indonesia jadi bahan tertawaan bangsa lain. Dan kita menjadi bangsa yang lemah. Ini yang akan kita ubah," tegas Prabowo di hadapan massa yang memadati Gelora Bung Karno.
Untuk itu, Prabowo mengajak masyarakat berpartisipasi dalam Pemilu 2009 nanti, dengan memberikan suara kepada partai politik (parpol) atau calon wakil rakyat yang sungguh-sungguh memperjuangkan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia. Dia menambahkan, momentum Pemilu 2009 merupakan penentuan arah nasib bangsa selama lima tahun ke depan.

Neoliberal
Rakyat, kata Prabowo, tinggal memilih apakah akan tetap bertahan dengan kondisi yang saat ini terjadi, atau memilih untuk sebuah perubahan besar bagi Indonesia.


"Pilihan yang ada di depan kita sudah jelas, apakah ingin tetap menjadi penganggur, tetap miskin, atau ingin perubahan besar," ujarnya.
Prabowo menegaskan, pemerintah telah menerapkan sistem ekonomi neoliberal yang jelas terbukti gagal membawa kemakmuran. Kekayaan yang ada di Indonesia sekarang ini, dinilainya masih tertumpah hanya pada segelintir elite, tanpa menyisakan kesempatan bagi rakyat kecil untuk mengecap tetesan kesejahteraan. n


http://www.sinarharapan.co.id/berita/0904/01/pol01.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar