07 September 2009

Dibunuh, TKI Gagal Pulang Kampung

Senin, 7 September 2009
Okezone

JOMBANG - Berniat berbagi hasil jerih payah selama enam tahun bekerja di Malaysia, seorang TKI asal Jombang, Mustaqim (28), malah menemui ajalnya. Pemuda asal Desa Badang, Kecamatan Ngoro ini tewas dibunuh orang tak dikenal saat hendak pulang ke kampung halamannnya.

Dini hari, jenazah Mutaqim diterima pihak keluarganya. Senin (7/9/2009) jenazah pria berambut panjang bergaya Bob Marley itu dikebumikan di pemakanan desa setempat. Pemakaman Mustaqim disambut isak tangis keluarga dan tetangga yang menyesalkan kejadian tragis yang menimpa korban pembunuhan itu.

Sirotin Yeni, salah satu kakak kandung Mutaqim mengatakan, seminggu sebelumnya, dia melakukan kontak dengan adiknya itu melalui telepon. Dalam percakapan singkat itu, korban berjanji akan merayakan lebaran di kampung halamannya, setelah sekian tahun tak menikmati lebaran di rumah bersama keluarga.

"Dia janji akan pulang sebelum lebaran ini," kenang Sirotin.

Dia mengaku tak memiliki firasat jika adik kandung satu-satunya itu bakalan bernasib tragis sebelum bertemu keluarganya. Minggu 6 September kemarin dia terhenyak saat mendengar kabar jika adiknya ditemukan tewas mengenaskan di Desa Watubonang, Kecamatan Radegan, Kabupaten Ponorogo.

"Perwakilan keluarga dan aparat desa langsung menyusul ke sana. Ternyata benar, adik saya sudah dalam kondisi meninggal dunia," tukasnya.

Sementara kronologi tewasnya Mustaqim itu diungkapkan Sugeng, Kepala Dusun Watulintang, yang kebetulan ikut menjemput jenazah korban di Ponorogo. Dia menuturkan, sebenarnya Mustaqim tak sendirian dalm musibah perampokan dengan kekerasan itu. Dari Malaysia tiba di Bandara Juanda, Mutaqim ditemani Suwondo (27), yang juga menjadi TKI di Malaysia.

"Dari Bandara Juanda, korban bersama Suwondo melanjutkan perjalanan hingga sampai di Terminal Bungurasih dengan naik angkutan umum," terang Sugeng.

Di terminal itulah musibah itu bermula. Keduanya bertemu dengan salah seorang yang mengaku berasal dari Nganjuk. Entah dengan rayuan seperti apa, keduanya ikut bersama orang tak dikenal itu menuju Jombang dengan menggunakan kendaraan pribadi.

"Waktu sampai di Krian, Sidorajo, mereka sempat berhenti. Keduanya diberi minuman seperti jamu," kata Sugeng menceritakan ulang yang dikatakan korban Suwondo yang selamat dalam drama perampokan dengan kekerasan itu.

Usai minum ramuan yang disangka jamu itulah, kedua korban tak sadarkan diri. Hingga akhirnya, kedua korban ditemukan tergeletak di areal persawahan Desa Watubonang, Kecamatan Radegan, Kabupaten Ponorogo.

"Nyawa Suwondo masih bisa diselamatkan. Sementara Mustaqim ditemuka sudah tak bernyawa," katanya.

Sugeng menceritakan kondisi Mustaqim setelah ditemukan warga itu, ada beberapa bekas kekerasan yang tampak di tubuh korban. Salah satunya adalah bekas ikatan tali yang masih tampak jelas di dua pergelangan tangan korban. Selain itu, di leher korban juga terlihat bekas cekikan.

"Kemungkinan besar, korban dibunuh setelah keduanya diberi ramuan yang membuat tak sadar. Benda berharga milik korban yang dibawa dari Malaysia lenyap dibawa kabur," tuturnya.(Tritus Julan/Koran SI/hri)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar