08 Juni 2009

Polisi Pamong Praja Depok Jaring 22 Pengemis


Kamis, 04 Juni 2009

TEMPO Interaktif, Jakarta : Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok berhasil menjaring sekitar 22 pengemis dan 7 pengamen pada Kamis (04/06).

Sebagian besar dari mereka yang terjaring adalah anak-anak. Kepala dinas Satpol PP Depok Sariyo Sabani mengatakan operasi tersebut  dilakukan dalam rangka menegakkan Perda 14 tahun 2001 tentang tertib usaha dan tertib sosial. Operasi penertiban tersebut dilakukan di Kampung Lio, Jalan Juanda, Jalan Raya Bogor, jalan Dewi Sartika, jalan Tole Iskandar, dan daerah sekitar stasiun Depok Lama.

Sariyo mengatakan sebagian besar pengemis yang terjaring adalah warga Indramayu. "Banyak warga Indramayu, tapi ada beberapa orang yang punya KTP Depok," jelasnya kepada Tempo di ruangannya. Pengemis-pengemis yang berasal dari Depok rencananya akan diserahkan ke Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) untuk mendapatkan pembinaan. Sedangkan mereka yang tidak memiliki KTP Depok akan dipulangkan ke daerah asalnya.

Kenyataan bahwa banyak pengemis dari Indramayu yang memiliki KTP Depok, membuat pihak Satpol PP prihatin. "Seharusnya RT dan RW lebih selektif dalam memberikan surat tinggal sementara kepada pendatang," ujar Sariyo. Oleh karena itu, pihaknya segera mengirimkan surat edaran ke RT dan RW guna selektif dalam pemberian rekomendasi pembuatan KTP.

Sariyo mengatakan untuk mewujudkan jalan umum di kawasan Depok bebas pengamen dan pengemis memang bukanlah hal yang mudah. Apalagi, hampir setiap kawasan ada pihak yang mengkoordinir keberadaan mereka.

Selain itu, seringkali Satpol PP tidak mengetahui tindak lanjut terhadap para pengamen dan pengemis yang terjaring setelah mereka diserahkan ke Disnakersos. "Kalau sudah kita serahkan ke Disnakersos, kita seringa tidak tahu apakah mereka sudah dibina apabelum, "jelasnya. Sariyo berharap di Depok ada balai latihan ketrampilan dan tenaga kerja yang dapat menampung keberadaan mereka. "Jadinya kalau ada balai tersebut kita bisa pantau orang-orang yang kita jaring apakah sudah dibina atau belum."

TIA HAPSARI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar