JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan pemulung mengancam tak akan mencontreng pada pemilu presiden 8 Juli 2009 jika Pemerintah Daerah DKI Jakarta tetap mengoperasikan mesin pemilah sampah daur ulang secara mekanik (compayer) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi. Penolakan ini diutarakan melalui demonstrasi di depan Kantor Pemda DKI Jakarta, Rabu (24/6).
Koordinator lapangan aksi Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), Yudi, mengatakan, mesin compayer ini dikhawatirkan akan mematikan usaha pemulung lapak di TPA Bantar Gebang. "Kami menolak mesin compayer karena akan mematikan usaha pemulung lapak yang selama ini sudah 18 tahun bekerja sama dengan dinas kebersihan secara mandiri menghidupkan kebahagiaan keluarga pemulung," ujarnya di sela-sela aksi IPI, Rabu.
Menurut dia, pemulung tidak akan menolak jika pemerintah hanya mengurusi sampah organik yang telah menumpuk bertahun-tahun. Apalagi, sampah organik tersebut berbahaya bagi lingkungan karena mengeluarkan gas metana.
"Silakan olah sampah organiknya. Namun, biarkan sampah nonorganiknya untuk pemulung. Kalau tidak diberikan, kami ancam golput. Percuma kemarin deklarasi kalau tidak prorakyat," tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar