BANTUL, KOMPAS.com — Sejak dihentikan bulan Juni lalu, pengiriman pembantu rumah tangga dari Bantul yang semula banyak ke Malaysia dialihkan ke Hongkong dan Taiwan. Selain pertimbangan minimnya kasus kekerasan di kedua negara tersebut, gaji yang ditawarkan juga lebih tinggi.
Kepala Seksi Penempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul, Nandini, Selasa (6/10), mengatakan, banyaknya kasus kekerasan terhadap pembantu rumah tangga (PRT) di Malaysia membuat pihaknya memilih untuk menghentikan pengiriman TKI. Bila ada masyarakat yang berminat menjadi PRT, Dinas mengarahkannya ke Hongkong dan Taiwan.
"Di Hongkong dan Taiwan kasus kekerasan terhadap PRT sangat minim. Kondisinya berbeda jauh dengan Malaysia. Selama ini permintaan PRT dari kedua negara tersebut sangat tinggi," katanya.
Selain pertimbangan soal kasus kekerasan, standar gaji PRT di Hongkong dan Taiwan juga lebih tinggi. Di Malaysia PRT digaji sekitar Rp 1-Rp 2 juta per bulan, sedangkan di Hongkong dan Taiwan bisa mencapai lebih dari Rp 3 juta.
Menurut Nandini, kasus kekerasan yang menimpa PRT tidak memengaruhi minat masyarakat Bantul untuk bekerja di sektor manufaktur di Malaysia. Hal itu terlihat dari angka realisasi pengiriman TKI sampai dengan September yang sudah mencapai 222 orang. Sekitar 80 persen dari jumlah tersebut bekerja di Malaysia, baik di pabrik elektronik maupun sektor konstruksi.
Bila dibandingkan dengan tahun lalu, realisasi tahun ini diperkirakan lebih rendah. Krisis ekonomi global membuat permintaan TKI berkurang. Tahun lalu realisasinya mencapai 402 orang.
KOMPAS Eny Prihtiyani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar