22 Oktober 2009
Okezone
BREBES - Departemen Luar Negeri (Deplu) akhirnya berhasil memulangkan Supriyatin (20) seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Prapag Kidul Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang menjadi korban perdagangan manusia (traffiking) di Irak.
Korban terlantar di Irak selama lebih dua tahun. Supriyatin tiba di Bandara Soekarno-Hatta, dan dijemput pihak Deplu, BNP2TKI dan SBMI. Korban kemudian diantar pulang ke Brebes sekira pukul 05.00 WIB, Rabu (21/10/2009). Selanjutnya korban diserahkan ke pihak keluarga oleh Kasi Direktorat Perlindungan BNP2TKI, Melvin Jhon Rafles Hutagalung didampingi Koordinator Tim Advokasi SBMI, Jamaluddin Suryahadikusuma.
Jamaludin menuturkan, Supriyatin terlantar di Irak akibat ulah agensi di Bruska. Korban sebelumnya berangkat menjadi TKW melalui PJTKI PT Cemerlang Bintang Sekawan, Jakarta, pada awal Januari 2007 lalu bersama 17 TKW lainnya asal Brebes, termasuk Hidayah.
Mereka awalnya dijanjikan oleh PJTKI itu untuk ditempatkan di Dubai. "Tapi, ternyata korban bersama 17 TKW lainnya dibelokkan ke Irak. Padahal, Irak merupakan zona merah dan daerah terlarang untuk penempatan TKI," katanya.
Selama berada di Irak, Supriyatin tinggal di Kota Arbil. Korban sebelumnya sempat di penampungan agen Bruska, Irak. Dengan kepulangan Supriyatin ini, berarti sudah dua TKW asal Brebes yang menjadi korban trafficking di Irak yang berhasil dipulangkan ke Indonesia.
"Pada 2008 lalu, kita berhasil memulangkan Nur Hidayah, TKW asal Kecamatan Tanjung, yang juga menjadi korban trafficking," jelasnya.
Orangtua Supriyatin, Koniah (55) mengaku sangat bersyukur anaknya bisa kembali pulang dengan selamat.
"Selama dua tahun saya bingung mencari informasi tentang anak saya. Tapi, alhamdulillah, dia (Supriyatin) sekarang sudah pulang," katanya. (Kastolani/Koran SI/ton)
Okezone
BREBES - Departemen Luar Negeri (Deplu) akhirnya berhasil memulangkan Supriyatin (20) seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Prapag Kidul Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang menjadi korban perdagangan manusia (traffiking) di Irak.
Korban terlantar di Irak selama lebih dua tahun. Supriyatin tiba di Bandara Soekarno-Hatta, dan dijemput pihak Deplu, BNP2TKI dan SBMI. Korban kemudian diantar pulang ke Brebes sekira pukul 05.00 WIB, Rabu (21/10/2009). Selanjutnya korban diserahkan ke pihak keluarga oleh Kasi Direktorat Perlindungan BNP2TKI, Melvin Jhon Rafles Hutagalung didampingi Koordinator Tim Advokasi SBMI, Jamaluddin Suryahadikusuma.
Jamaludin menuturkan, Supriyatin terlantar di Irak akibat ulah agensi di Bruska. Korban sebelumnya berangkat menjadi TKW melalui PJTKI PT Cemerlang Bintang Sekawan, Jakarta, pada awal Januari 2007 lalu bersama 17 TKW lainnya asal Brebes, termasuk Hidayah.
Mereka awalnya dijanjikan oleh PJTKI itu untuk ditempatkan di Dubai. "Tapi, ternyata korban bersama 17 TKW lainnya dibelokkan ke Irak. Padahal, Irak merupakan zona merah dan daerah terlarang untuk penempatan TKI," katanya.
Selama berada di Irak, Supriyatin tinggal di Kota Arbil. Korban sebelumnya sempat di penampungan agen Bruska, Irak. Dengan kepulangan Supriyatin ini, berarti sudah dua TKW asal Brebes yang menjadi korban trafficking di Irak yang berhasil dipulangkan ke Indonesia.
"Pada 2008 lalu, kita berhasil memulangkan Nur Hidayah, TKW asal Kecamatan Tanjung, yang juga menjadi korban trafficking," jelasnya.
Orangtua Supriyatin, Koniah (55) mengaku sangat bersyukur anaknya bisa kembali pulang dengan selamat.
"Selama dua tahun saya bingung mencari informasi tentang anak saya. Tapi, alhamdulillah, dia (Supriyatin) sekarang sudah pulang," katanya. (Kastolani/Koran SI/ton)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar