22/10/2009
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
dok detikcom
Pekanbaru - Sedikitnya 60 orang calon TKI ilegal asal Madura, yang akan berkerja di Malaysia diamankan Polda Riau. Para TKI ini tidak memiliki dokumen resmi dan belum pernah mendapatkan pelatihan kerja.
Siri (45), salah satu TKI asal Karang Penang, Sampang, Madura, mengaku sudah mengeluarkan uang Rp 3,1 juta. Pria ini sebagai kelapa rombongan dari kecamatannya. Mereka ini terdiri dari 60 orang dengan berbagai rombongan berdasarkan kampung halaman masing-masing.
"Memang kita banyak, tapi kita beda rombongan. Rombongan saya ada 20 orang. Kami semua ini berangkat dari Surabaya dengan menggunakan pesawat. Tujuan kita mencari kerja di Slangor Malaysia," kata Siri kepada detikcom, Kamis (22/10/2009) di halaman Mapolda Riau, Jl Sudirman, Pekanbaru.
Cerita Siri, masing-masing orang berbeda jumlah pembayarannya kepada para agen TKI yang ada di Surabaya. Siri menyebut, teman-teman satu rombongannya ada yang membayar Rp 5 juta sampai Rp 10 juta kepada agen tenaga kerja bernama Teholi.
"Uang yang kami setorkan itu untuk tranportasi dari Madura ke Riau sampai ke Slangor. Kami dijanjikan akan diuruskan paspor di Dumai oleh agen bernama Saniri. Tapi belum saja kami sampai Kota Dumai, di Banadara Pekanbaru kami sudah ditangkap polisi," katanya.
Namun, sambung Siri, ketika mereka diperiksa pihak Polda Riau, HP yang dia miliki turut ditahan pihak kepolisian. Alasannya agar mereka tidak bisa menghubungi para agennya di Surabaya dan Dumai.
"HP saya disita pihak kepolisian, katanya biar tidak berhubungan dengan agen. Tapikan saya juga butuh untuk menghubungi keluarga saya di Madura, agar mereka tahu kalau saya gagal berangkat," ujar Siri.
Semua calon TKI yang diamankan ini tidak memiliki paspor. Di antara mereka ada juga 5 wanita yang turut ditangkap. Khusus wanita mereka dijanjikan akan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sedangkan para pria mereka dijanjikan kerja bangunan dengan iming-iming gaji minimal 40 ringgit sehari atau sekitar Rp 120 ribu.
"Kalau pak polisi mau memulangkan kami lagi ke Madura ya silakan, asal kami diongkosi. Karena kami sendiri sudah tidak punya duit lagi. Uang kami sudah habis untuk membayar agen TKI di Surabaya," keluh Syamsul, calon TKI lainnya.
(cha/djo)
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
dok detikcom
Pekanbaru - Sedikitnya 60 orang calon TKI ilegal asal Madura, yang akan berkerja di Malaysia diamankan Polda Riau. Para TKI ini tidak memiliki dokumen resmi dan belum pernah mendapatkan pelatihan kerja.
Siri (45), salah satu TKI asal Karang Penang, Sampang, Madura, mengaku sudah mengeluarkan uang Rp 3,1 juta. Pria ini sebagai kelapa rombongan dari kecamatannya. Mereka ini terdiri dari 60 orang dengan berbagai rombongan berdasarkan kampung halaman masing-masing.
"Memang kita banyak, tapi kita beda rombongan. Rombongan saya ada 20 orang. Kami semua ini berangkat dari Surabaya dengan menggunakan pesawat. Tujuan kita mencari kerja di Slangor Malaysia," kata Siri kepada detikcom, Kamis (22/10/2009) di halaman Mapolda Riau, Jl Sudirman, Pekanbaru.
Cerita Siri, masing-masing orang berbeda jumlah pembayarannya kepada para agen TKI yang ada di Surabaya. Siri menyebut, teman-teman satu rombongannya ada yang membayar Rp 5 juta sampai Rp 10 juta kepada agen tenaga kerja bernama Teholi.
"Uang yang kami setorkan itu untuk tranportasi dari Madura ke Riau sampai ke Slangor. Kami dijanjikan akan diuruskan paspor di Dumai oleh agen bernama Saniri. Tapi belum saja kami sampai Kota Dumai, di Banadara Pekanbaru kami sudah ditangkap polisi," katanya.
Namun, sambung Siri, ketika mereka diperiksa pihak Polda Riau, HP yang dia miliki turut ditahan pihak kepolisian. Alasannya agar mereka tidak bisa menghubungi para agennya di Surabaya dan Dumai.
"HP saya disita pihak kepolisian, katanya biar tidak berhubungan dengan agen. Tapikan saya juga butuh untuk menghubungi keluarga saya di Madura, agar mereka tahu kalau saya gagal berangkat," ujar Siri.
Semua calon TKI yang diamankan ini tidak memiliki paspor. Di antara mereka ada juga 5 wanita yang turut ditangkap. Khusus wanita mereka dijanjikan akan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sedangkan para pria mereka dijanjikan kerja bangunan dengan iming-iming gaji minimal 40 ringgit sehari atau sekitar Rp 120 ribu.
"Kalau pak polisi mau memulangkan kami lagi ke Madura ya silakan, asal kami diongkosi. Karena kami sendiri sudah tidak punya duit lagi. Uang kami sudah habis untuk membayar agen TKI di Surabaya," keluh Syamsul, calon TKI lainnya.
(cha/djo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar