20 Oktober 2009

Pengamen Jalanan Protes Operasi Satpol PP

Pengamen Jalanan Protes Operasi Satpol PP
By Republika Newsroom
Selasa, 20 Oktober 2009 pukul 14:14:00
 

BEKASI--Komunitas Pengamen Jalanan Kota Bekasi memprotes tindakan Satuan Polisi Pamongpraja (Satpol PP) yang menangkap 50 orang anggota mereka. Penangkapan yang dilaksanakan selama sepekan ini, bertujuan untuk memenangkan Piala Adipura.

Pembina pengamen jalanan Kota Bekasi Ane Matahari, mengatakan para pengamen hanya mencari nafkah dengan cara menjual suara di perempatan jalan dan bus kota. "Tidak ada maksud mengganggu kedisiplinan apalagi keindahan kota," kata Ane, Selasa (20/10).

Menurut Ane, operasi pengamen jalanan yang gencar dilakukan Pemerintah Kota Bekasi untuk mengejar prestasi Piala Adipura itu dinilai kurang manusiawi. Selain pengamen, para pengemis juga digaruk dan dijebloskan ke Departemen Sosial guna diberikan pembinaan.

Jumlah seluruh pengamen jalanan di Kota Bekasi sekitar 300 orang, mereka membentuk beberapa komunitas. Beberapa lokasi paling banyak ditemui pengamen diantaranya perempatan tol Bekasi Timur, tol Bekasi Barat, perempatan Bulak Kapal, dan terminal Bekasi.

Lantaran banyaknya pengamen yang telah terjaring, komunitas ini melakukan pertemuan, Senin (19/10) malam. Hasilnya muncul tiga sikap, yaitu, membentuk forum antar komunitas, pengamen jalanan membuat aksi bersih-bersih di Kota Bekasi, dan mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk membentuk peraturan daerah (Perda) anak jalan untuk melindungi mereka.

"Kami kecewa pengamen jalanan dipandang sampah yang harus dibersihkan hanya karena ambisi Adipura," ujar Ane..

Aturannya jelas

Kepala Pol PP Kota Bekasi Dedi Djuanda, mengatakan operasi pembersihan pengamen dan pengemis sah, diatur Perda Nomor 44 tahun 1998, tentang kebersihan, ketertiban, dan kebersihan. "Jelas aturannya," kata Dedi.

Selama operasi yang dilakukan sejak Jumat lalu, dan masih berlangsung hari ini, Satpol PP telah menjaring 50 orang pengamen dan pengemis. Menurutnya, mayoritas mereka berasal dari luar kota, seperti Indramayu. Ironisnya, kata Dedi, mereka terorganisir dan ada yang melindungi jika terjaring operasi sehingga mudah lepas.

Meski demikian, Dedi melanjutkan, Satpol PP tidak akan pernah berhenti menangkapi pengamen dan pengemis jalanan. Dia telah mengusulkan kepada wali kota Bekasi, supaya menganggarkan dana pembinaan, dan kebutuhan makan pengamen dan pengemis jalanan supaya operasi efektif.

"Pengamen atau pengemis yang usianya tidak lagi produktif, akan dipulangkan ke daerah asalnya," tandasnya. c14/ahi


http://www.republika.co.id/berita/83565/Pengamen_Jalanan_Protes_Operasi_Satpol_PP


Tidak ada komentar:

Posting Komentar