27 Oktober 2009

Pak SBY-Boediono, Sudah Tahukah Kenyataan (Bukan Statistik) Nasib Orang Miskin Yang Sebenarnya?

Rabu, 21 Oktober 2009

Pak SBY-Boediono, Sudah Tahukah Kenyataan (Bukan Statistik) Nasib Orang Miskin Yang Sebenarnya?

Jumlah orang miskin yang ditangkap dan diusir dari kota setiap bulannya, rata-rata kasus pembakaran/kebakaran dalam satu tahun di Jakarta (71% pemukiman miskin) serta orang miskin yang mengalami gangguan jiwa......


Di Jakarta dan sekitarnya, setiap bulan rata-rata 3.223 orang miskin ditangkap dan diusir dari kota. Mereka bukan hanya dikejar dan diusir, tetapi rumah dan tempat usaha mereka juga dibakar.

Setiap tahun rata-rata terjadi 700 kasus pembakaran/kebakaran di Jakarta dan sekitarnya, 71 persen mengena pada permukiman miskin dan 21 persen pada pasar tradisional dan bangunan publik. Bahkan, di Mojokerto dan Nganjuk, kota kecil di Jawa Timur, orang-orang miskin yang hidup dari jalanan ditangkap dan dibuang ke hutan layaknya membuang binatang.

Kebijakan yang berpihak kepada konglomerat dan kriminalisasi orang melarat telah melahirkan pemiskinan yang kian dalam. Pada tahun 2006 WHO mencatat, 26 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa dan mayoritas berasal dari kelompok miskin.

Jumlah penderita gangguan jiwa meningkat 10 persen-20 persen setiap tahun. Sepanjang tahun 2005-2007, sedikitnya 50.000 orang bunuh diri karena alasan kemiskinan dan impitan ekonomi. Tidak terhitung berapa ibu membunuh anaknya karena alasan serupa. Kian dalamnya pemiskinan tidak pernah terlihat oleh kacamata pemerintah yang mengukur kemiskinan hanya dengan garis kemiskinan yang sungguh menipu akal sehat.

Dipetik dari artikel Sri Palupi Ketua Institute for Ecosoc Right, Bank Century dan Hukum Rimba, Kompas 15 September 2009

selengkapnya
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/15/02511499/.bank.century.dan.hukum.rimba

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar